Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

The Last Emperor, Film Tentang Puyi Kaisar Cina Terakhir yang Meninggal 17 Oktober, 56 Tahun Lalu

Hari ini, 56 tahun lalu Puyi Kaisar Cina terakhir dari dinasti Qing meninggal. Kisah hidupnya diangkat dalam film, The Last Emperor.

17 Oktober 2023 | 20.29 WIB

Film The Last Emperor.
Perbesar
Film The Last Emperor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 17 Oktober, 56 tahun lalu kaisar terakhir Tiongkok dari Dinasti Qing meninggal. Sepanjang hidupnya, Puyi Kaisar Cina terakhir ini telah melalui perjalanan yang luar biasa epik, hingga diabadikan dalam sebuah film spektakuler yang raih sembilan penghargaan Piala Oscar berjudul, The Last Emperor.

Puyi dilahirkan dalam keluarga kerajaan Tiongkok pada 7 Februari 1906. Ayahnya adalah pangeran Chun dan ibunya adalah putri Youlan. Ia dibesarkan di istana kekaisaran tanpa tahu sedikitpun tentang dunia luar. Saat dilantik menjadi kaisar Tiongkok, Puyi muda tidak tahu apa-apa dan menangis sepanjang upacara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bukan tanpa sebab, saat dinobatkan menjadi Kaisar Cina terakhir, Pu yi masih berusia dua tahun. Selama empat tahun Puyi menjadi kaisar, dia tidak benar-benar memerintah Tiongkok, ia memiliki seorang bupati yang memerintah untuknya. Meskipun demikian, Puyi masih diperlakukan seperti seorang kaisar. Para pelayan sujud dihadapannya kemanapun dia pergi dan selalu mentaati perintahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada 1911, rakyat Tiongkok memberontak melawan dinasti Qing. Republik Tiongkok kemudian mengambil alih sebagian pemerintahan Tiongkok. Pada tahun berikutnya, Puyi terpaksa menyerahkan tahtanya dan tidak lagi memiliki kekuasaan apapun. Meskipun begitu pemerintah masih mengizinkannya untuk mempertahankan gelarnya dan tinggal di istana terlarang, namun tanpa peran resmi di pemerintahan.

Dalam waktu yang singkat, Puyi dikembalikan tahtanya oleh seorang panglima perang bernama Zhang Xun pada 1917. Namun, hal ini tidak berlangsung lama, karena 12 hari kemudian pemerintah Republik berhasil mengambil alih pemerintahan. Puyi kembali menjalani kehidupannya yang tenang selama bertahun-tahun di kota Terlarang.

Pada 1924, segalanya menjadi berubah ketika pemerintah Tiongkok secara resmi mencabut gelar kaisarnya. Tak hanya itu, Puyi juga dipaksa meninggalkan kota terlarang. Sejak saat itu, Puyi hanyalah warga negara biasa di Tiongkok. Selanjutnya, ia pergi ke Kota Tianjin yang dikuasai oleh Jepang. Ia membuat kesepakatan untuk menjadi pemimpin negara Manchukuo pada tahun 1932, di sana ia hanya memiliki kekuasaan kecil dan hanya menjadi boneka bagi Jepang.

Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II 1945, Puyi ditangkap dan ditahan Uni Soviet hingga tahun 1949. Ia kemudian dikirim kembali ke Tiongkok dan menghabiskan 10 tahun di penjara untuk dididik tentang komunisme. Barulah pada tahun 1959, Puyi akhirnya menjadi warga negara tetap Republik Rakyat Tiongkok dan ia mendapat pekerjaan pertamanya sebagai seorang tukang kebun dan kemudian sebagai peneliti sastra.

Kisah kaisar terakhir Tiongkok ini turut diabadikan dalam sebuah film berjudul The Last Emperor. Film ini bahkan berhasil memenangkan sembilan Academy Awards termasuk film terbaik. Dilansir dari laman Britannica.com, film epik sejarah tentang kaisar terakhir ini disutradarai oleh Bernardo Bertolucci.

Dalam film ini Puyi diperankan oleh John Lone. Mengambil langkah awal pada 1950, saat itu Puyi sedang berada dalam percobaan bunuh diri yang digagalkan seorang gubernur penjara bernama Ruocheng Ying. Kisah selanjutnya berisi kilas balik dimana Puyi kecil yang kebingungan saat upacara penobatannya hingga akhir dari perjalanan kaisarnya dan akhirnya menjadi warga negara biasa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus