Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sebuah restoran bernuansa Jawa klasik di Jakarta, pria itu menyandarkan punggungnya di kursi kayu. Di atas sana langit mendung. Ia bergumam, ”Dunia yang penuh keluhuran itu sudah tidak kembali lagi.” Saat itu, empat tahun lalu, usianya sudah 71 tahun. Sebuah tongkat yang selalu membantunya berjalan bersandar di dekatnya. Kakinya—yang dulu dipakai untuk menyusuri jalanan di Yogyakarta dan Solo guna meneliti batik kuno—sudah goyah. Dia sudah lelah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo