Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Ya, memang rapi

Dua penari jepang dengan anak buah bagong kussudiarjo menampilkan tontonan yang berjudul ambiance di tim. iringan musik oleh ensembel tokk dari tokyo. teknik tari mulus, tapi tanpa penghayatan. (tr)

27 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Katsuki Izumi dan Katsuko Orita, dua penari Jepang, masuk, diikuti oleh para musisi, muncullah segerombolan laki-laki bertelanjang dada. Diikuti oleh segerombolan wanita memakai tights hitam, tambah kain bermotif batik. Itu terjadi tanggal 3 Desember lalu di Taman Ismail Marzuki. Arena yang sunyi dengan lampu terang, mereka pecahkan dengan suara bilah kayu yang diadu dengan lantai. Lalu muncul seorang wanita membawa topeng bertubuh galah: macam boneka nini towok. Entah apa yang terjadi, tapi rupanya semua berpusat pada boneka putih itu. Seolah-olah ia dipuja, disoraki dengan gembira. Tapi adakalanya mereka mengeluarkan suara ngungun ketika duduk melingkar di lantai sepertinya ada yang diharap datang. Lalu keributan sepertinya Saling memperebutkan boneka. Dan akhirnya boneka itu jatuh ke lantai. Pertunjukan pun usai. Para pemain berderet, juga para musisi dan lain-lain, memberi hormat kepada penonton. Nampak di antara yang memberi hormat itu Bagong Kussudiardja. Pertunjukan malam itu memang pertunjukan bersama. Berangkat dari musik yang dicipta oleh Paul Gutama Soegijo - yang belajar di Jerman Barat yang dimainkan Ensembel Tokk dari Tokyo (yang dua malam sebelumnya sudah bermain di Teater Besar TIM). Bagong menggarap koreografinya. Kerjasama ini di Teater Arena menjadi musik yang hanya bunyi, plus tari kalau masih boleh disebut begitu yang hanya gerak. Sejumlah anak buah Bagong ditambah 4 orang dari Jakarta di arena memang hanya berjalan, melenggang, melingkar, duduk, kadangkala saling berpegang, kadangkala mengeluarkan serentetan suara, bak sedang berbicara hanya bukan kata-kata yang keluar. Sejumlah besar dari mereka, kiranya yang berbasiskan disiplin tari, memang tak mengalami kecanggungan dalam mengisi ruang. Bagong telah mengaturnya demikian rupa, hingga nampak rapi bersih dan santai. Bahkan terlalu rapi, terlalu teratur, seperti hafalan gerak-gerak saja tanpa penghayatan. Lihat saja, babak akhir yang digambarkan pada awal tulisan ini: bunyi bilah kayu yang terasa menguasai ruang, membentuk suasana, dicairkan oleh gerak-gerah yang terasa sekedar menuruti peta koreografi. Ditambah lagi denan kostum yang tak kalah rapinya, dan lampu yang benderang, maka tontonan yang diberi judul Ambiance itu -- yang artinya suasana - memang terasa belum membentuk artinya belum jadi. Masih diperlukan tangan Bagong yang mantap di sana-sini, untuk mengulur, memotong menambah maupun mengurangi. Dibanding dengan dua penari Jepang yang juga muncul malam itu, yang Jepang ini lebih terasa sudah jadi dan sayangnya, sekaligus terasa steril. Gerak-gerak yang mereka perbuat, yang menunjukkan terkuasainya teknik dengan baik, tak memberikan rasa apa-apa. Kebosanan hinggap di Teater Arena terlalu cepat. Ataukah ini tuntutan yang terlalu jauh bagi sebuah pertunjukan yang sebelumnya - melalui publikasi-publikasi TIM -- begitu diharap menampilkan sesuatu yang "luar biasa"? Yang jelas, terkurasnya ketrampilan teknik tak berarti terdukungnya sebuah pertunjukan yang berbobot. Hanya rapi, tak ada apa-apanya. Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus