Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kanker itu bisa disembuhkan

Seminar nasional dan pameran penanggulangan penyakit kanker akan diadakan di tim. selain masalah ilmiah akan dihimpun pula yayasan-yayasan kanker yang tersebar, dalam satu wadah organisasi. (ksh)

27 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENANGGULANGAN penyakit malaria, TBC, kolera, cacar dan denam berdarah, yang sejak bertahun-tahun menduduki prioritas utama, beberapa tahun mendatang ini agaknya akan ditambah lagi dengan kanker. Penyakit kanker sekarang ini menempati urutan ke-6 sebagai pembunuh, padahal lima tahun yang lampau masih di tempat ke-12. Ia begitu banyak dibicarakan. Hingga para dokter yang berspesialisasi dalam bidang ini berniat menyelenggarakan sebuah seminar nasional pada 22 Januari mendatang ini di Jakarta. "Situasi sudah cukup matang untuk menyelenggarakan seminar nasional kanker. Situasi hangat kanker ini harus terus dipelihara", ujar dr Sudarto Pringgoutomo, Direktur Administrasi RS Cipto Mangunkusumo yang duduk sebagai ketua panitia seminar. Berhubung ia merupakan seminar pertama, suatu hasil berupa pilihan pengobatan yang tepat terhadap penyakit yang tak ketahuan penyebabnya itu begitupun bagaimana cara terbaik mengorganisir pengobatan para penderita terus terang masih belum bisa diharapkan. Pekerjaan utamanya, sebagaimana dikatakan Sudarto, adalah usaha menghimpun 7 yayasan kanker yang bergerak terpisah-pisah di negeri ini. Jika seluruh yayasan tersebut bisa disatu padukan, diharap penangulangan penyakit kanker bisa lebih terarah dengan bantuan pemerintah. "Harus ada pola penanggulangan penyakit kanker yang jadi pegangan pemerintah", kata sang ketua panitia. Yang dikatakan Sudarto benar. Metode pengobatan kanker memang aneka ragam. Ada yang pakai obat konvensionil seperti obat-obat kimia, operasi maupun dengan menggunakan radium. Obat-obat asli juga banyak dipakai. Jadi apakah seminar ini bertujuan menghapuskan penggunaan obat tradisionil, karena dalam seminar ini yang dibicarakan hanya obat-obat buatan fabrik farmasi? "Tidak", tampik Sudarto, "kita malahan mau menghimpun semua jenis pengobatan. Hanya saja untuk memasukkan obat-obat tradisionil ke dalam seminar yang pertama ini memang belum mungkin. Sebagai unproven matter pun belum", ujarnya. Yah, sebagai obat yang belum terbukti manfaatnya pun belum bisa, begitulah. Tahi Lalat Di samping masalah yang menyangkut organisasi, seminar nantinya juga membicarakan masalah-masalah ilmiah di sekitar penyakit itu dari sudut epidemologi atau penyebarannya. Sebah masing-masing daerah punya kekhususan. Menurut Sudarto, lasopharylx, jenis kanker yang menyerang belakan hidung dan tenggorokan, paling banyal ditemukan di Indonesia. Bagaimana sampai jenis yang ini menonjol akan di diskusikan dalam seminar. Seminar itu akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki. Dan untuk lebih mendekatkan masalah kanker ke khalayak ramai, sebuah pameran akan diadakan pula di situ. "Pameran sengaja diadakan di TIM agar mereka yang pakai sendal pun diperkenankan masuk dan melihat-lihat", katanya kepada para wartawan minggu lalu. Mereka yang cuma dengan payudaranya juga boleh memeriksakan diri di tempat pameran itu tanpa dipungut bayaran sesen pun. Meskipun belum ditemukan obat cespleng, seminar ini akan mencoba meyakinkan masyarakat bahwa kanker bisa disembuhkan dengan syarat ditemukannya tanda-tanda penyakit sedini mungkin. "Pencernaan terganggu. Adanya perubahan dalam buang air besal maupun kecil. Serak atau batuk yang menetap. Pendarahan yang abnormal Luka tak mau sembuh-sembuh. Benjolan di payudara atau tempat lain Tahi lalat yang berubah warna. Semu itu merupakan ancer-ancer dari tanda awal kanker", urai Sudarto. Khusus wanita yang ingin memergoki kanker rahim secepatnya dapat mengunjungi rumah sakit untuk mendapat pap smear, sejenis pemoles yang dapat mengetahui ada tidaknya tunas kanker. Mereka yang berusia sekitar empat puluh atau yang sudah dekat menopause dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan yang teratur. Ongkos pemeriksaan jenis pap smear ini sekitar R 3.000. Cukup murah dibanding mengobati penyakit yang sudah berkelanjutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus