Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kok, bisa begitu? Masalahnya, tujuan kedatangan nyonya yang masih terlihat energetik pada usia 76 tahun ini memang menciutkan nyali awak KBRI. Mitterrand bermaksud mengunjungi orang-orang berhaluan kiri korban rezim Orde Baru, seperti novelis Pramoedya Ananta Toer dan tokoh Gerwani, Sulami. Oleh Duta Besar Dadang Sukandar, ia diminta membatalkan kunjungannya. Ia mengaku tak sakit hati. "Maklum, mereka lama bekerja alam sistem otoriter," kata Mitterrand.
Namun, wanita berwatak keras dan aktif dalam perjuangan hak asasi manusia ini nekat datang dengan visa turis. Akibatnya, ia disambut "meriah" di Bandara Soekarno-Hatta. Penggeledahan petugas imigrasi untuk pengawalnya sangat berlebihan. Kabarnya, setelah itu belasan intel selalu mengikuti geraknya.
Betulkah? Madame Mitterrand hanya tersenyum. "Sejak awal, saya tidak melihat intel-intel itu. Saya juga tidak merasa dihambat," kata Danielle Mitterrand kepada Iwan Setiawan dari TEMPO, yang menemuinya pekan lalu di rumah Pramoedya dalam acara santap malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo