Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wajah penyair W.S. Rendra, 72 tahun, sumringah betul menebar senyum sesuai pemberian anugerah gelar doktor honoris causa bidang kebudayaan pada Selasa pekan lalu. Peristiwa gembira untuk pendiri Bengkel Teater itu berlangsung di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Orasinya berjudul ”Megatruh Renungan Seorang Penyair dalam Menanggapi Kalabendu.”
”Saya senang sekali karena selama ini konflik dengan UGM,” ujarnya. Selama beberapa waktu di masa Orde Baru, penyair burung merak itu dicekal pentas di kampus Bulaksumur. Larangan itu dikeluarkan semasa Rektor Sukadji Ranuwihardjo dan baru dicabut pada waktu Rektor Ichlasul Amal. ”Saat itu saya baru boleh macam-macam di sini, termasuk membaca puisi tanpa sensor,” katanya.
Di kampus ini dia sempat mengenyam kuliah di Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris. Namun cuma 10 bulan, dia memutuskan meninggalkan ruang kelas karena merasa tak menambah wawasan intelektualnya. ”Bukan karena saya pintar tapi karena pelajarannya bodoh.”
Setelah mendapat gelar doktor, Rendra mengatakan akan kembali menjalani ”semedi”. ”Mematangkan jiwa, menjalani hidup damai serta bersilaturahmi dengan orang-orang yang belum terjamah.” Oh ya, satu lagi katanya: ”Saya tak akan pernah meninggalkan teater.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo