Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

<font size=2 color=#003399>Yenny Wahid </font><br />Bayi Pluralis

23 Agustus 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ZANNUBA Arifah Chafsoh, 35 tahun, kini mengalami sendiri bahwa mengurus bayi lebih berat ketimbang mengurus politik. ”Politik masih bisa negosiasi, kalau ini enggak,” ujarnya sambil tertawa. Seluruh waktunya habis buat merawat jabang bayi Malika Aurora Madhura, yang lahir dua pekan lalu.

Madhura? ”Iya, bahasa Sanskerta, artinya sweet as honey.” Adapun nama depan Malika artinya ratu dalam bahasa Arab, sedangkan Aurora berarti cahaya dalam bahasa Latin. Sesuai dengan nama yang dicomot dari tiga peradaban, Yenny—panggilan Zannuba—berharap anaknya ikut menjaga nilai pluralisme. ”Seperti eyangnya.” Sang eyang adalah bekas presiden Abdurrahman Wahid, tokoh pluralisme di Indonesia. Nama ini sudah disiapkannya sejak belum hamil.

Biarpun masih bayi, sifat sang putri sudah terlihat galak. ”Unik, lahir tepat Friday the 13th, shio macan, bintang Leo,” ujarnya. Yenny meramal anaknya kelak akan lebih tangguh dalam bersikap. ”Maka kayaknya kurang cocok pakai busana pink, mestinya merah atau oranye,” dia menambahkan sambil tertawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus