Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SELAMA ini dikenal ”anti”-lembaga perkawinan, penulis Ayu Utami akhirnya menikah dengan fotografer Erik Prasetya. Sakramen berlangsung di kapel Gereja Regina Pacis, Bogor, tepat 17 Agustus lalu. ”Banyak orang salah menduga bahwa saya tidak percaya lembaga pernikahan,” kata novelis kelahiran Bogor, 21 November 1968, itu. ”Buat saya, pernikahan itu baik.”
Menurut Ayu, dulu ia memutuskan tidak menikah sebagai bentuk perjuangan melawan sistem yang menuntut perempuan harus menikah—sehingga banyak perempuan merasa takut bila harus melajang. ”Pada saat saya masih muda, tidak menikah itu seperti jalan yang gelap dan menakutkan. Inilah yang hendak saya lawan,” katanya.
Kendati menikah, Ayu tetap ”memberontak”. Dia memutuskan hanya menikah secara agama, tanpa mendaftar ke catatan sipil. Dia berpendapat hukum perkawinan tidak adil secara gender. Kedudukan laki-laki dan perempuan, menurut dia, belum setara dalam hukum perkawinan.
Ayu merasa lebih nyaman melakukan pernikahan secara agama karena lebih memperlihatkan kesetaraan gender dan tidak mengizinkan perceraian. Lantaran itu pula Ayu merasa tidak perlu membuat perjanjian harta gono-gini sebelum menikah. ”Saya menikah dengan kehendak bebas, bukan karena tekanan,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo