Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bersiaplah mendapat pengalaman aneh ketika menjadi selebritas. Ini yang diingatkan teman-teman Iko Uwais, 26 tahun, saat ia membintangi film Merantau. Benar saja, ketika sedang bersantai di sebuah pusat belanja di Jakarta Selatan, seorang pengunjung menatapnya tajam dari ujung rambut sampai mata kaki. "Awalnya jengah, tapi setelah diingatkan risiko menjadi selebritas, saya pasrah," ucapnya.
Masalahnya, yang menatapnya tajam itu adalah pria. Saat Merantau diputar di Jogja NETPAC Film Festival, Juli lalu, seorang penonton pria juga berteriak: Iko, I love you. "Saya heran, kenapa penggemar saya laki-laki. Padahal inginnya banyak perempuan," ia berseloroh.
Iko memang tak mengira jalan hidupnya berubah dari atlet pencak silat ke seni peran. Beruntung, penggemar Barry Prima ini masih berada dalam dunia yang ia kenal: pencak silat. Ia tak segan beradu fisik dalam film, meski sempat dirawat di rumah sakit selama syuting.
Iko ditemukan sutradara Gareth Uwe Evans saat berlatih di perguruan silat Tiga Berantai pada 2007. Evans, yang jatuh hati kepadanya, langsung memberikan peran utama sebagai pemuda Sumatera Barat yang pandai bersilat. Pemuda asli Betawi ini mengaku sempat mendapat kesulitan mempelajari aksen Minang. "Yang keluar, kok, malah aksen Madura," katanya terbahak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo