Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUDAH biasa bila Evita Legowo berbicara tentang minyak dan gas. Tapi baru kali ini Direktur Jenderal Minyak dan Gas ini menyampaikan renungan tentang bidang kerjanya itu dalam bentuk puisi. Rangkaian kata itu muncul dalam Kumpulan Puisi 123 Perempuan Indonesia, yang terbit pekan lalu.
"Saya diminta menulis puisi yang mengungkapkan perasaan saya mengenai bidang kerja saya," kata perempuan kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 3 November 1951, ini. Maka lahirlah Minyak Bumi, puisi yang menceritakan minyak bumi sebagai sumber daya energi utama di Indonesia. "Kau begitu dicari, tetapi kadang juga dibenci. Nilaimu tak terperi," begitu salah satu liriknya.
Penyuka karya Chairil Anwar ini mengaku sejak kecil suka menulis puisi sebagai curahan hatinya karena tinggal jauh dari orang tua. Sebelum menulis puisi, Evita biasanya merenung sendirian dan membangun suasana hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo