Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PURNATUGAS sebagai Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana kembali ke kampus. Ia menjadi visiting professor di Melbourne Law School dan Faculty of Arts di University of Melbourne, Australia. Ia juga terlibat dalam tim peneliti di Sydney Law School, University of Sydney. "Sekarang saya kembali ke almamater sebagai guru besar tata negara dan memang diundang untuk melakukan penelitian, mengisi seminar, menulis, selama satu-dua tahun ke depan," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Senin dua pekan lalu.
Denny, yang dijadikan tersangka kasus payment gateway, memboyong anak dan istrinya ke Negeri Kanguru pada April lalu. Menurut dia, anaknya dapat merasakan pendidikan di luar negeri sekaligus memperbaiki kemampuan bahasa Inggrisnya.
Denny mengatakan harus pintar putar otak dalam mengatur keuangan. Beruntung, warga Indonesia di Australia membantunya mengisi furnitur rumah kecil yang ia sewa Rp 18 juta per bulan. Ia juga tak gengsi membeli keperluan rumah tangga di toko barang bekas Savers. "Lumayan, dapat baju musim dingin dan baju santai masih sangat layak pakai," tuturnya.
Denny bahkan sempat memulung sejumlah perkakas. Di sana ada waktu-waktu tertentu penduduk diperkenankan membuang peralatan yang tak lagi digunakan di depan rumah masing-masing. "Saya dan istri beberapa kali dapat rak buku, meja, kursi," katanya.
Saat menempuh pendidikan doktoral di Australia pada 2002-2005, Denny bekerja di Victoria Market. Ia bertugas membuka-tutup toko yang sistemnya bongkar-pasang. Sebelum ke kampus, ia memasang display dagangan dan kembali sore hari untuk menutupnya. "Sampai ada joke saya itu mahasiswa double degree, PhD dan Master of Victoria Market," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo