OMA (atau Rhoma, Raden Haji Oma) Irama, siap menyanyikan
Berdendang. Penonton bertepuk seru ketika Oma muncul dalam
pakaian moslem look warna hijau dan hitam ciptaan Harry
Dharsono. Memberi aba-aba kepada orkes miliknya, 'Soneta',
lantas memegang- mikrofon. Tiba-tiba dia terkejut. Beberapa kali
tampak menggelepar kemudian jatuh.
Penonton belum sadar apa yang terjadi. Bahkan suitan tak puas
dilontarkan kepada Soneta' yang serta-merta menghentikan
musiknya. Oma Irama, ketika memegang mikrofon, kena aliran
listrik. Terpaksa dia berbaring di RS Pertamina: schock dan ada
friksi sedikit di tulang punggungnya.
Itu terjadi pada 30 Desember 1978 -- malam dana untuk sebuah
sekolah lanjutan di Jakarta. Acara itu dimeriahkan juga oleh
grup lawak S. Bagio dkk. dan Orkes Melayu 'Ken Dedes'. Ketika
intro musik Bedendang terdengar, grup teknisi 'Ken Dcdes'
sedang sibuk membenahi kabel dan peralatannya -- dan kemungkinan
besar itulah yang mengakibatkan Oma kena setrum. Saya tidak
curiga kepada Ken Dedes," kata Oma. "Tetapi secara etis, tidak
baik membenahi peralatan sementara penyanyi lain ada di panggung
yang sama." Pihak Ken Dedes sendiri sudah menjenguk Oma ke rumah
sakit dan minta maaf.
Lahir di Tasikmalaya 32 tahun lalu, Oma mulai terjun ke dunia
musik ketika masih duduk di SMA. Bandnya waktu itu bernama
'Tornado' - masih dalam tingkat nonbisnis. Tahun 1964 dia masuk
hand 'Gayhand', pindah ke 'Varia Irama Melody' dan kemudian
memusatkan perhatian pada lagu Melayu dalam Orkes 'Chandra Lela'
dan Orkes Melayu 'Indraprasta'.
Tahun 1980 nanti, Oma akan membuat film Nada dan Da'wah. Film
Oma biasanya berkisar di sekitar dirinya dan dunia dangdut. Oma
juga selalu memborong jabatan penulis cerita, pembuat skenario,
penghias film dengan ilustrasi musiknya, juga pemain utama.
Sejak 1976 film yang telah dibintanginya ialah Begadang, Darah
Muda. Dia konon menolak menjadi produser. Katanya "Dagang
bukanlah jiwa saya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini