ARDY Wiranata mengukir sejarah. Pekan lalu, ia membawa pulang gelar juara Jepang Terbuka. Plus hadiah uang Rp 12 juta lebih. Selama sembilan tahun usia turnamen dengan kategori bintang empat itu, Ardy-lah satu-satunya pemain Indonesia yang mampu jadi juara. "Pertandingan finalnya seru, dan akhirnya saya yang menang," kata Ardy, yang baru akan genap 21 tahun pada 10 Februari mendatang. Lawannya di final, bintang muda Cina yang disebut-sebut pemain paling komplet dewasa ini, Wu Wenkai. Di Kejuaraan Dunia Yunior 1987 di Jakarta, Ardy pernah mem- babat Wu Wenkai. Tapi di Hong Kong Terbuka 1989, giliran Wu Wenkai yang menang. "Sekarang skornya 2-1 buat saya," ujar Ardy. Hidup Ardy boleh dikatakan habis di Senayan. Pagi hari, ia berlatih dua jam. Sorenya ditambah dua jam. "Seminggu tiga kali latihan fisik," katanya. Untuk semua itu, ia sudah dua semester "istirahat" dari Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Tapi pemain nasional ini tak pernah lupa pada kampusnya. Lantaran di situ ada gadis yang menambat hatinya. "Namanya Lisa Tanzil," ujar Ardy, menyebut nama Si Doi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini