Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putri Indonesia 2006, Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono, 18 tahun, buka rahasia. Tanpa bantuan ayahnya, juga sang kakak, ia mengaku tak mungkin mendapatkan gelar itu. Ayahnya memberi pembekalan kepada gadis kelahiran Canberra itu sebelum masuk karantina sembilan hari. Kakaknya, Sigi Wimala, sibuk memilih baju untuknya.
Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara itu diajari cara menjawab diplomatis. Bahkan andil sang ayah juga besar dalam mengatur gaya berbicara Agni yang terlalu cepat. Rumusnya, tarik napas panjang dan lepaskan pelan-pelan.
Namun, Agni sempat abai dan masih berbicara cepat di saat penyisihan sepuluh besar. ”Ya, benar..., napasku kayak penyanyi rap. Cepat banget dan omonganku jadi belepotan,” ujarnya tertawa. Begitu masuk lima besar, pemain film Mengejar Matahari itu mengoreksi cara bicaranya. Napas mulai tertata. Dan hasilnya, ia meraih gelar terhormat.
Usai menerima mahkota Putri, Agni pun dengan bangga memperkenalkan sang ayah. ”Ini ayah saya. Semua keluarga saya datang. Pacar saya juga,” kata gadis dengan tinggi 175 sentimeter dan bobot 59 kilogram yang diantar kekasihnya saat mendaftar kontes itu. Ehm.…
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo