Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hati Wanda Hamidah, 29 tahun, kian lekat pada Bali. Bukan karena ia bersama dua anaknya senantiasa berlibur ke Bali setahun sekali. Bukan pula lantaran suaminya menjadi ketua dewan pimpinan wilayah sebuah partai di Bali. Ia merasa menemukan ketenteraman setiap kali berada di Pulau Dewata. ”Aku bahkan sedang merancang menetap tinggal di Bali,” katanya.
Begitu cintanya pada Bali, mantan presenter televisi itu langsung menyatakan bersedia ketika diminta Raja Denpasar, Ida Tjokorda Pemecutan IX, membantu menyukseskan perhelatan besar Peringatan 100 Tahun Perang Puputan, 20 September nanti.
Peringatan ini akan diisi banyak acara, mulai dari seminar, pameran benda-benda bekas perang, pameran fotografi, napak tilas, sampai pergelaran opera tentang Perang Puputan. Juga ada pameran dagang dan turnamen golf. Golf? “Ya, pokoknya all in one,” ujarnya.
Wanda mengaku belum lama mempelajari kisah Puputan. Dalam perang ini, puluhan ribu rakyat Bali tewas dibombardir meriam Belanda demi mempertahankan harga diri. ”Tadinya aku awam dengan cerita Puputan. Setelah tahu, ternyata kisahnya sangat heroik dan mengharukan,” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo