FILM Perkawinan 83 memang tak dapat apa-apa di festival
Medan barusan. Tak apa. Wim Umboh, 50 tahun, toh berniat bikin
perkawinan lagi tahun ini: dia akan menikahi Inne Ermina, 22
tahun. Putri sulung 7 bersaudara keluarga polisi itu dikenal Wim
di Inter Studio menjelang akhir tahun lalu. Di situ dara tamatan
SMEA itu bekerja sebagai sekretaris. "Kami akan nikah Oktober
nanti," kata Wim, "dan saya sudah membelikan rumah di daerah
Depok."
Masa pacaran mereka meriah juga. Pernah dalam tiga bulan tiga
kali bertengkar dan tiga kali hampir putus. "Tapi saya
menyukainya karena kesederhanaannya," kata Wim, "dia juga taat
beragama." Wim memang mengidamkan perkawinannya yang ketiga ini
akan memberi ketenangan. "Tidak seperti dengan Paula,"
kenangnya, "cuma mau senangnya saja. Waktu susah dia pergi."
Paula Rumokoy, yang dimaksud, adalah istrinya yang kedua. Mereka
kawin 1974 dan resmi cerai dua tahun lalu tanpa anak.
"Saya kasihan sama papa, apalagi setelah kejadian sama Paula,"
kata Inne sambil membenahi rambut Wim yang disebutnya papa.
Sutradara itu kini merasa sudah sehat, meski jalannya masih
tertatih-tatih dan bicaranya satu-satu. Ia sakit parah akhir
1978 hingga terbaring tiga tahun. Sehabis sakit itu Wim berubah:
tidak ceria lagi, tidak penaik darah lagi. Dan sejak kenal Inne
ia siap masuk Islam. Sekali sebulan rajin mengikuti pengajian di
rumah Syuman Jaya. "Saya sudah membaca dua buku Hamka dan satu
buku Natsir," tuturnya. Niatnya ini, katanya, "sebetulnya sudah
ada sejak 1961. Tapi urung. Waktu sakit dan ditinggal Paula
tahun 1979, keingingan itu muncul lagi."
Tapi, seperti diceritakan Inne, Wim masih ragu untuk disunat.
"Papa takut sakitnya lama, dan selagi sakit Inne tinggalin,"
kata Inne pula. Gadis kelahiran Sukabumi yang senang bicara ini
mengaku tak canggung dengan perbedaan umur. "Habis. Pacaran sama
yang sebaya putus-putus melulu . . .," ujarnya berterus terang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini