M asa lalu yang getir memang tak mudah hilang dari ingatan. Apalagi yang dialami Amelia Yani, 53 tahun, anak ketiga Jenderal Ahmad Yani, salah satu korban G30S. Sampai sekarang, dia masih teringat bagaimana bapaknya ditembak lalu diseret para penculiknya.
Dengan niat agar masyarakat bisa memahami apa yang terjadi pada ayahnya, dua pekan silam ia meluncurkan buku tentang ayahnya. Buku itu cukup eksklusif karena menyisipkan tulisan tangan yang diambil dari buku agenda ayahnya. "Saya tidak mengagungkan orang, hanya ingin mengingatkan agar masyarakat menghargai perjuangan para pendahulunya," tuturnya.
Namun, ternyata usahanya itu sia-sia. Peringatan Kesaktian Pancasila, Senin pekan silam, membuatnya geram. Selain tidak diperingati secara khusyuk, menurut Amelia, acara itu terkesan basa-basi. Selesai upacara, semuanya bubar. Tidak ada lagi peninjauan atau tegur sapa kepada keluarga pahlawan, lazimnya di zaman Soeharto. "Kalau Bapak tidak mati, apakah negara kita bisa menjadi seperti ini? Mungkin malah seperti yang terjadi dalam film Killing Fields," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini