Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saking ingin tampil sesempurna mungkin, diplomat yang sudah empat tahun bertugas di Jakarta ini berlatih enam kali sepekan di Paguyuban Kunti Nalibroto. Ia pun masih menambah porsi latihan dengan mendatangkan guru pribadi dan berlatih sendiri tiga jam sebelum tidur setiap hari. Hasilnya? ”Badan saya malah pegal-pegal dan demam,” ujarnya sembari tersenyum.
Untunglah, ketika hari pementasan tiba, demam tak lagi menyergapnya. Tapi, ngomong-ngomong, empat tahun di Jakarta kok tumben tidak seperti diplomat lain yang moncer bercas-cis-cus dalam bahasa Indonesia? Eh, ternyata sopir pribadi dan pembantu rumahnya, masing-masing sudah bekerja 25 dan 10 tahun di kedutaan dan mahir berbahasa Thai, lebih memilih bercakap-cakap dalam bahasa itu, sehingga makin tipislah kesempatan Ibu Dubes untuk melemaskan lidah dalam bahasa Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo