Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Hasrat Menulis Otobiografi

Atlet parabadminton Leani Ratri Oktila berencana menuliskan kisah hidupnya. Ia gemar membaca buku dan menulis diari.

12 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Atlet parabadminton Leani Ratri Oktila punya hasrat menulis otobiografi.

  • Leani gemar membaca novel dan buku motivasi.

  • Ia menuliskan pengalamannya bertanding di luar negeri dalam diari.

SEJAK meraih dua medali emas dalam Paralimpiade Tokyo 2020, atlet parabadminton Leani Ratri Oktila mendapat banyak tawaran menuangkan perjalanan kariernya ke dalam buku. Namun ia menolak tawaran itu karena kisahnya hendak dituliskan oleh orang lain. "Inginnya saya sendiri yang menulis kisah itu," tuturnya kepada Irsyan Hasyim dari Tempo, Kamis, 10 Maret lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasrat menulis otobiografi tersebut harus ditunda karena Leani masih berfokus pada latihan bulu tangkis dan mengikuti beberapa kejuaraan internasional. Walhasil, ia memilih menulis diari dulu sambil mencari jalan untuk menulis otobiografi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Leani gemar menuliskan kegiatannya saat bertanding di luar negeri dalam diari, dari berlatih, bertanding, hingga berjalan-jalan. Ia mengikuti jejak kedua orang tuanya, F. Mujiran, 68 tahun, dan Gina Oktober, 54 tahun, yang memiliki kebiasaan menuliskan kegiatan sehari-hari. “Kalau saat sekolah menengah pertama, nulisnya pakai binder, rutin saling tukar dengan teman," ujarnya.

Selain menulis diari, Leani gemar membaca buku. Ia membaca novel dan buku motivasi pada akhir pekan karena harus berlatih saban pagi dan sore. “Membaca pada Sabtu dan Ahad karena kalau malam juga harus kuliah,” tuturnya.

Perempuan 30 tahun itu mengidolakan penulis Agnes Jessica dan Tere Liye. Pemain parabadminton kelahiran Kampar, Riau, ini rutin membaca karya Jessica saat duduk di sekolah menengah atas pada 2005-2007. Adapun novel karya Tere Liye ia baca sejak pandemi Covid-19 datang karena ia memiliki banyak waktu luang.

Ia tidak punya jadwal khusus untuk membeli buku. “Saya biasa beli buku saat ada bazar atau saat jalan di mal,” ucap pemain peringkat pertama dunia tunggal putri SL4 itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus