Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Eko Yuli Irawan banyak terinspirasi Naruto dan One Piece.
Saat masih SMP, Eko rutin membeli CD bajakan untuk bisa menonton anime kesukaannya itu.
Eko merasa ada kekuatan terpendam dalam dirinya seperti konsep chakra dalam Naruto ataupun haki yang dikuasai Luffy.
ATLET angkat besi putra Eko Yuli Irawan, 32 tahun, banyak terinspirasi serial animasi Jepang Naruto dan One Piece. Peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 ini mulai gemar menonton anime tersebut saat duduk di sekolah menengah pertama pada 2003. Saat itu ia sedang menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) angkat besi untuk remaja di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Waktu itu Naruto dan One Piece masih tayang di televisi,” kata Eko kepada Irsyan Hasyim dari Tempo, Jumat, 25 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eko mengaku rutin membeli cakram padat (CD) bajakan kedua anime favoritnya tersebut karena tak semua episode ditayangkan di televisi. "Dulu juga belum punya handphone dan belum ada YouTube. Jadi kalau mau lengkap nontonnya beli CD," ujar peraih medali emas SEA Games 2019 itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia masih mengikuti cerita petualangan bajak laut Monkey D. Luffy dalam One Piece. Terkadang ia tak sabar menunggu episode terbaru serial karya pembuat manga Eiichiro Oda itu.
Eko menerapkan semangat pantang menyerah dalam kehidupan sehari-hari seperti yang dipraktikkan Naruto ataupun Luffy. Ia merasa seolah-olah ada kekuatan terpendam dalam dirinya seperti konsep chakra dalam Naruto atau haki yang dikuasai Luffy. "Kalau habis nonton, seakan-akan di badan saya ada semangat atau bakat terpendam seperti di Naruto atau One Piece," ucapnya.
Eko berpendapat kekuatan tokoh dalam anime bisa berkembang karena mereka terus berlatih. “Saya pun merasa seperti itu, harus terus berlatih untuk bisa berkembang dan berprestasi,” kata atlet angkat besi kelahiran Kota Metro, Lampung, tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo