Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Kuliner Kota Solo

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso punya hobi kuliner di Kota Solo. Ia mengetahui beragam tempat kuliner di kota itu.

12 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso hobi kulineran di Kota Solo.

  • Bagi Wimboh, kuliner Kota Solo orisinal sehingga sehat untuk dikonsumsi.

  • Setelah pensiun dari OJK, Wimboh berencana kembali mengajar.

KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menggemari makanan khas Kota Solo, Jawa Tengah. Bagi dia, makanan di kota itu orisinal sehingga sehat dikonsumsi. Ia mencontohkan sate ayam dan kambing dengan daging segar yang langsung dibumbui, dibakar, lalu disantap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wimboh bercerita, ketika istrinya berkonsultasi dengan dokter gizi, sang dokter mengatakan makanan orisinal lebih menyehatkan ketimbang makanan olahan seperti nuget. “Saya sih selama ini tidak ada pantangan,” tuturnya kepada Gangsar Parikesit dari Tempo, Senin, 21 Februari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 15 Maret 1957, itu mengetahui berbagai tempat kuliner di Kota Solo yang sesuai dengan seleranya, seperti Soto Gading di Jalan Brigjen Sudiarto dan Soto Pak Karso di Jalan Veteran. “Kayak masakan ayam ibu saya zaman dulu,” Wimboh mengenang.

Wimboh tidak meluangkan waktu khusus untuk berwisata kuliner saat berada di Solo karena makanan enak dan segar mudah didapatkan di kota itu. “Jangan melihat kuliner itu high risk. Kuliner itu makanan sehat,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, tersebut.

Setelah pensiun dari OJK pada Juli mendatang, Wimboh berencana kembali mengajar. Mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di New York, Amerika Serikat, itu adalah guru besar dosen tidak tetap bidang ilmu manajemen risiko Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS.

Bagi Wimboh, profesi dosen dan Ketua Dewan Komisioner OJK saling melengkapi. “Jadi Ketua OJK tidak mengajar tidak lengkap, lah. Sedangkan jadi pengajar tidak jadi Ketua OJK tidak tahu detail,” katanya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus