Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah pohon di taman rumah di masa kecil bisa tak berarti apa-apa bagi kebanyakan orang. Tapi bagi penulis Ayu Utami, kenangan itu membekas bertahun-tahun dan mengilhaminya untuk menulis puisi. Judulnya "Untuk Sebatang Pohon di Taman Ismail Marzuki".
"Ini puisi pertama yang saya sajikan di depan publik," kata Ayu kepada TEMPO. Menariknya, puisi pertama itu dibacanya pada acara "Ingat Bumi Indonesia 2000" di Taman Ismail Marzuki Jakarta, pada malam Tahun Baru 1999. Ia bersama penyair Taufik Ismail dan Sapardi Joko Damono tampil untuk mengampanyekan pelestarian pohon-pohon tua yang tumbuh di Jakarta. Gadis kelahiran Bogor tahun 1968 ini tampaknya "akrab" dengan pepohonan. "Aku menulis tentang pohon yang begitu kukenal di hati...," kata penulis novel Saman, pemenang sayembara roman Dewan Kesenian Jakarta 1998.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo