"SAYA tidur di mana saja tergantung langkah kaki saya." Tak usah heran, kata-kata itu diucapkan Pelukis Nashar, 56. Sejak awal September ini, pelukis nonfiguratif terkenal itu hilang dari Balai Budaya, tempat tinggalnya sejak 1967. Kini, setiap siang ia berada di Studio Seni Rupa IKJ, TIM, tempatnya mengajar. Malamnya tidur, "terkadang di warung pinggir Jalan atau di rumah teman yang bersedia menampung," ujar Nashar. Pelukis ini tak sakit hati meninggalkan wisma Ba-Bu - sebutan Balai Budaya di kalangan seniman - walau bukan kemauannya. Suatu hari tatkala asyik melukis, ia didatangi pengurus Balai Budaya yang mengatakan bahwa ada perombakan besar-besaran dalam tubuh pengelola Balai Budaya. "Supaya tidak terlibat persoalan intern di Balai Budaya, saya dianjurkan untuk segera pindah, tutur Nashar. Kenapa tak kontrak rumah? "Kejadiannya begitu mendadak. Saya tak sempat memikirkan mencan kontrakan," ucapnya. Tapi mungkin bukan itu soalnya. Sebab, 1980, ia pernah mengontrak rumah, tapi segera kembali lagi ke wisma Ba-Bu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini