PADA suatu pagi di bulan Agustus tahun lalu, Ir. Ciputra --
Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya,--bangun dari tidurnya.
Hari masih pukul setengah lima, tapi ia mendengar sejumlah suara
menyanyi di bawah jendela rumahnya. Bermimpikah dia? Ternyata
tidak. Memang ada sejumlah orang menyanyi untuknya, sebagai
hadiah kejutan pada ulang tahun yang ke-49 yang tak
dirayakannya.
Para penyanyi itu tak lain teman-teman sekolahnya para lulusan
SMA Don Bos co di Manado.
Untuk tahun ini, keluarga Ciputra tak mau didahului Mereka hari
Minggu lalu dengan secara istimewa mengadakan pesta ulang tahun
ke-50 di Krakatau Room Hotel Horison, Jakarta.
Tapi teman-teman sekolah lama itu juga tak mau dikalahkan mereka
muncul dengan tarian quadiille, sebuah dansa dari Prancis yang,
melalui orang Portugis, akhirnya mampir ke rakyat Minahasa. Dan
itulah memang atraksi utama malam itu: sebuah tarian yang
dilakukan pasangan berumur rata-rata 40 tahun ke atas, terdiri
dari sejumlah dokter spesialis, insinyur dan orang bisnis.
"Kami dulu sebenarnya jaran sekali menari itu," kata yang
berulang tahun, mengenang teman-teman sekolahnya itu, "jadi
pasti mereka latihan khusus untuk malarn ini."
Hadir malam itu beberapa orang yang lebih senior. Ada direktur
sekolah SMA Don Bosco di Manado, ada pula bekas Gubernur DKI dr.
Sumarno. Yang pertama tentu untuk mengenang masa sekolah
Ciputra. Yang kedua untuk mengenang karir dia sebagai orang yang
diangkat -pertama kali oleh Pak Marno --untuk mengelola
perusahaan milik pemerintah daerah ibukota itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini