PADA sidang pertama, 19 Agustus, ia mengenakan baju putih penuh
berlrdir bunga dan celana batik pada sidang kedua, 26 Agustus,
ia mengenakan pakaian serba putih. nan tokoh "mbeling" dari
Bandung bernama Remy Sylado alias 23761 alias Yapi Tambayong
itu berkilah: "Selama pengadilan ini berjalan wajar, saya akan
berpakaian wajar pula. Tapi kalau pengadilan ini ada
kecenderungan memihak, saya akan berpakaian sandiwara."
Di Pengadilan Negeri Bandung, pimpinan Ke]ompok Dapur Teater
23761 itu--lewat tulisannya di majalah Aktuil terbitan 8 dan 22
Oktober 1979 -- dituduh telah menghina Wakil Gubernur]aBar, Ir.
Soehoed Warhaen Puraatmadja. Oleh koresponden Aktuil di Bandung
itu diberitakan bahwa sang pejabat telah merebut rumah milik
salah seorang warganya.
Remy mengakui, berita itu ditulis secara sepihak. Usaha untuk
mengeceknya kepada yang bersangkutan, katanya, terbentur
berbelitnya birokrasi. Tapi, katanya. "Kalau tulisan itu tidak
benar, mbok ya dibantah, dong." ia kesal. Yang membuatnya lebih
kesal lagi, tiba-tiba Pimpinan Majalah Aktuil mengumumkan
pencabutan kedua tulisan tersebut sambil meminta maaf kepada
sang Wagub, tanpa berunding dulu dengan penulisnya.
Meskipun begitu, perkara toh jalan terus. Dan Sondang P.
Napitupulu, penanggungjawab majalah itu, berlepas tangan.
"Seluruh perkara dilimpahkan kepada saya," kata Remy kesal.
"Tadinya saya kira dia (Sondang P.N. -red.) itu teman sejati,
nggak tahunya pengecut dan pengkhianat." Sejak itu, hubungan
keduanya memang patah arang.
Mengenai tulisan itu sendiri, Remy tak merasa perlu
menyesalinya. Sebab, "datanya ada di tangan saya," katany Akan
halnya Sondang, ketika dimintai pendapatnya mengenai
ucapan-ucapan Remy itu, hanya bilang "no comment. "
Sementara itu, menurut Ir. Soehoed, beberapa hari setelah
mengadukan perkara itu ke pengadilan, Sondang datang menemuinya
untuk minta maaf dan mohon agar pengaduan itu ditarik kembali.
"Sondang langsung merangkul dan memeluk saya sambil air matanya
berlinang, " ujarnya pada TEMPO. "Bayangkan bau keringatnya.
Lain halnya kalau yang merangkul itu seorang gadis cantik . .
.," selorohnya. Tapi, "saya nggak menangis, kok," kata Sondang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini