Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Diajukan Ke Pengadilan

Diajukan ke pengadilan, lewat tulisannya di majalah Aktuil ia dituduh telah menghina wakil gubernur Ja-bar, ir. Soehoed Warnen Puraatmadja. (pt)

5 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA sidang pertama, 19 Agustus, ia mengenakan baju putih penuh berlrdir bunga dan celana batik pada sidang kedua, 26 Agustus, ia mengenakan pakaian serba putih. nan tokoh "mbeling" dari Bandung bernama Remy Sylado alias 23761 alias Yapi Tambayong itu berkilah: "Selama pengadilan ini berjalan wajar, saya akan berpakaian wajar pula. Tapi kalau pengadilan ini ada kecenderungan memihak, saya akan berpakaian sandiwara." Di Pengadilan Negeri Bandung, pimpinan Ke]ompok Dapur Teater 23761 itu--lewat tulisannya di majalah Aktuil terbitan 8 dan 22 Oktober 1979 -- dituduh telah menghina Wakil Gubernur]aBar, Ir. Soehoed Warhaen Puraatmadja. Oleh koresponden Aktuil di Bandung itu diberitakan bahwa sang pejabat telah merebut rumah milik salah seorang warganya. Remy mengakui, berita itu ditulis secara sepihak. Usaha untuk mengeceknya kepada yang bersangkutan, katanya, terbentur berbelitnya birokrasi. Tapi, katanya. "Kalau tulisan itu tidak benar, mbok ya dibantah, dong." ia kesal. Yang membuatnya lebih kesal lagi, tiba-tiba Pimpinan Majalah Aktuil mengumumkan pencabutan kedua tulisan tersebut sambil meminta maaf kepada sang Wagub, tanpa berunding dulu dengan penulisnya. Meskipun begitu, perkara toh jalan terus. Dan Sondang P. Napitupulu, penanggungjawab majalah itu, berlepas tangan. "Seluruh perkara dilimpahkan kepada saya," kata Remy kesal. "Tadinya saya kira dia (Sondang P.N. -red.) itu teman sejati, nggak tahunya pengecut dan pengkhianat." Sejak itu, hubungan keduanya memang patah arang. Mengenai tulisan itu sendiri, Remy tak merasa perlu menyesalinya. Sebab, "datanya ada di tangan saya," katany Akan halnya Sondang, ketika dimintai pendapatnya mengenai ucapan-ucapan Remy itu, hanya bilang "no comment. " Sementara itu, menurut Ir. Soehoed, beberapa hari setelah mengadukan perkara itu ke pengadilan, Sondang datang menemuinya untuk minta maaf dan mohon agar pengaduan itu ditarik kembali. "Sondang langsung merangkul dan memeluk saya sambil air matanya berlinang, " ujarnya pada TEMPO. "Bayangkan bau keringatnya. Lain halnya kalau yang merangkul itu seorang gadis cantik . . .," selorohnya. Tapi, "saya nggak menangis, kok," kata Sondang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus