ORANG Scott mempunjai pepatah: better bend than break. Dan
pendapat lebih baik menjingkir dari pada ketubruk inipun kiranja
sekarang jng di pakai Hadji Abdul Malik Karim Amrullah alias
Hamka. Sudah terang ini bukan suatu intimidasi bagi sang buja,
tetapi Hamka sebagai orang Timur, menolak sesuatu jang harus,
tidak ada didalam kamus. Konon kjai jang radjin memberi kuliah
subuh dimasdjid Al Azhar dan mempunjai pendengar jang besar
setiap chotbah Djum'at, telah tiga kali lebih diadjak bernaung
dibawah Pohon Beringin-nja Golkar. Buja jang gaek itupun berkata
kepada TEMPO "Dikiranja gampang sadja menjuruh kita", dan
kita-nja Hamka berarti es-nja jaitu K.H. Sutan Mansur dan
beberapa tokoh agama lainnja. "Tetapi mereka mengadjaknja dengan
sopan jang berarti harus didjawab dengan sistim jang sama jaitu
"usia jang sudah tua dan sakit".
Entah siapa jang kena sial. Tetapi penjakit gulanja mempunjai
unsur jang menguntungkan pula. Timingnja tepat, karena ketika
Hamka diadjak untuk berandjangsana ke Atjeh dan Sumatera Barat,
dia tolak "karenal alasan sakit". Bujapun kini sudah lebih
sebulan mendekam di RSPAD, dan ini dirasanja sebagai tempat
mengaso jang paling tenang. Karena jang mengadjakpun berhenti
tidak memintanja lagi, sedang "adjakan jang bersifat tekanan pun
tidak ada". Sampai kapan dia akan sakit dan tinggal di RSPAD'?
Rusjdi, putera sulungnja berkata: "mungkin ajah akan tinggal di
rumah sakit sampai pemilu selesai". Tahankah ? Kiranja tidak.
Ketika Opy Sofjar melangsungkan akad nikahnja. Hamka pun telah
datang untuk sekadar memberikan amanat, doa restu bila bagi Iwan
dan Oppy. "Bagi kami buja Hamka adalah tua-tua kami". kata njo-
nja Sofjan. Bukan keluarga bukan apa "tetapi beliau dekat
dengan kami dan setelah dari sini, beliau kembali lagi kerumah
sakit. Buja memang sakit. Faktor lain jang membuatnja betah
dirumah sakit? Ada buah hatinja disana. Dalam kamar VIP jang
hanja untuk dua orang itu sadja. Buja mendapat teman tidur.
Djangan tjuriga, karena teman sekamar itu tak lain isterinja
sendiri, jang kambuh darah tingginja. Tentu bukan untuk
mengulang tokoh-tokoh seperti Hajati dan Zainudin seperti buku
roman jang ditulisnja dengan djudul "Tenggelamnja kapal van der
Wijck" Hamka akan keluar dari rumah sakit dan ini "tergantung
pada perkembangan kesehatan ibu", katanja. Dan walaupun Hamka
belum atau tidak mau memploklamirkan dirinja Golkal, bagi sang
kjai, golongan ini bukanlah kaum jang djahat. Karena "mereka
adalah individui jang baik, bahkan mau membantu dalam perawatan
saja ini......."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini