Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Chaseiro

Reuni Penderitaan

1 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA nyana berlatih menyanyi bisa membahayakan kesehatan? Lebih ajaib lagi, yang meringis karena harus tarik suara ini justru sekelompok pria dewasa yang tergabung dalam grup musik yang sudah menelurkan empat album. "Saat latihan awal, tenggorokan kita terasa panas dan serak. Sebentar-sebentar kita break untuk minum teh botol," kata Irwan B. Indrakesuma, salah seorang personelnya.

Kok, bisa? Bisalah, karena latihan yang membuat napas tersengal itu dilakoni band ini setelah absen sekitar 20 tahun. Grup ini adalah Chaseiro, yang digawangi tujuh orang yang dulu kuliah di Universitas Indonesia. Semasa jayanya (1979-1983), lagu-lagu mereka seperti Pemuda ataupun Mari Wong begitu akrab di telinga pencinta musik pop. Kini, nama grup ini boleh dibilang nyaris tak terdengar. Album mereka tergolong barang langka dan masuk collectors' items yang diburu dengan harga tinggi.

Absen sangat panjang grup yang namanya diambil dari nama depan personelnya ini tak lepas dari kesibukan tujuh anggotanya. Candra Darusman (vokal-keyboard) kini pengurus Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), Helmie Indrakesuma (vokal) kini wiraswasta, Aswin Sastrowardoyo (vokal-gitar) kini ginekolog di Samarinda, Edi Hudioro (flute) kini wiraswasta, Irwan B. Indrakesuma (vokal) kini membership & HRD manager YKCI, Rizali Indrakesuma (vokal-bas) kini diplomat di New York, dan Omen (vokal) kini wiraswasta setelah sempat menjadi anggota DPR. Karena kegiatan mereka begitu padat, komunikasi lebih sering secara virtual lewat jalur milis.

Lantas, apa yang membuat mereka bergabung kembali? "Intinya sih reuni," kata Candra. Cuma, kalau sekadar kumpul, tak mungkin grup ini mati-matian berlatih. Ada alasan khusus memang. Sebuah radio baru meminta mereka tampil dalam acara peluncurannya di Jakarta pekan ini.

Dalam latihan, bukan napas pendek saja yang jadi persoalan. Terpeleset ambil nada ataupun lupa lirik jadi menu rutin. Bukan itu saja. Sementara anak band umumnya bisa berlatih sampai pagi, grup ini hanya bisa sampai pukul delapan malam. "Lebih dari jam itu, telepon genggam kita gantian berdering, masing-masing ditelepon orang rumah disuruh pulang," ujar Omen tergelak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus