Cita-cita seto

ANAK-ANAK adalah raja dan ratu dalam ego mereka. Yang berkata begitu adalah sarjana psikologi lulusan UI, Seto Mulyadi alias Kak Seto. Dia mungkin tak suka diberi gelar raja-diraja, namun sejak tahun 1975 Seto merintis langkah untuk mewujudkan Istana Anak-anak di Jakarta. Idamannya kini mendekati kenyataan. Bertepatan dengan Hari Kartini minggu lalu, Ny. Tien Soeharto secara resmi menghibahkan tanah seluas 5 « ha untuk proyek tersebut, terletak di antara paviliun Irian Jaya dan paviliun Timor Timur di TMII. Penanaman pohon beringin menandai dimulainya pfmbangunan Istana Anak-Anak Indonesia (IAAI) itu. Di IAAI ini kelak ada museum, taman bacaan, tempat menampung berbagai permainan tra isional anak-anak dari seluruh Indonesia. Proyek ini direncanakan rampung dua tahun dan bakal menelan biaya Rp 2 milyar lebih. Dari mana duitnya7 Kak Seto optimistis bisa memperoleh dari para sponsor dan sumbangan masyarakat. Dari istana itu - yang kini masih berupa lapangan - Kak Seto memasang niat mulia yang berikut: "Saya ingin membangkitkan lagi Hari Nasional Anak-Anak, yang pernah kita punyai, yaitu setiap tanggal 17 Juni katanya.