JIKA suatu hari di akhir pekan, Anda lewat di depan rumah di Jalan Limo Nomor 11 C, Jatinegara, dan melihat Aktor Maruli Sitompul, 48, pemegang dua Piala Citra, yang sudah sembilan bulan lebih dalam perawatan Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, sedang santai, bukan berarti ia tidak berstatus pasien lagi. Hari-hari itu adalah hari "cuti"-nya, dan itu pun tak lama-lama. "Saya cuma berani libur tiga hari saja," katanya. Resminya, sejak Agustus lalu, Maruli masih mondok di ruang Lukas. Sebelumnya, enam bulan lebih menempati ruang ICCU, dan sekitar sebulan dalam keadaan koma. "Waktu itu, saya sudah hampir mati," ujarnya kepada wartawan TEMPO Indrayati, Sabtu lalu, di rumahnya. Kini hidupnya tak lepas dari tabung gas oksigen, di mana pun ia berada. Dan, di lehernya menancap sebuah alat berbentuk huruf T, yang fungsinya melancarkan udara keluar masuk ke paru. Berapa biaya pengobatan itu? "Biaya di rumah sakit saja kalau dihitung, mungkin lebih dari dua puluh juta," kata Maruli. Istrinya, yang membuka salon kecantikan, baru menyetor uang ke rumah sakit Rp 2 juta. Sisanya? "Untung, ada malaikat penolong," ujar Nyonya Maruli. Seorang dermawan, yang tak bersedia disebut namanya, telah membayar semua biaya di rumah sakit. "Sampai sekarang kami tak tahu siapa orang baik itu," kata Nyonya Maruli. Selain "dermawan misterius" itu, yang membantu Maruli, antara lain, Lembaga Seni & Kebudayaan Kosgoro sekitar Rp 500.000, dan Parfi serta Interstudio, masing-masing menyumbang Rp 100.000. Tapi aktor yang sudah membintangi 70 film ini belum menerima bantuan dari produser.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini