SUATU hari, kehidupan Gesang, pencipta lagu Bengawan Solo itu, diperiksa tim dari Bank Bali. Misalnya, apa yang dimakannya, bagaimana pakaiannya, ongkos kesehatannya, juga pengeluaran Gesang yang lain. Hasil penelitian khusus itu kemudian dirapatkan oleh direksi Bank Bali. Keputusannya, bukan penyitaan atas harta benda Gesang, melainkan wong Solo berusia 73 tahun itu perlu dibantu. Dan Sabtu dua pekan lalu, di Bank Bali Cabang Solo, Gesang muncul berdasi untuk menerima dana pensiun, besarnya Rp 100 ribu sebulan. "Selama hidup, baru kali ini saya memperoleh pensiun," ujar Gesang, yang bersama istrinya hidup di rumah Perumnas di Palur, Surakarta. "Perasaan saya kini lebih tenang," katanya, dan dari kelopak matanya yang keriput menitik air mata. Toh di masa tua ini karyanya justru dihargai banyak orang. Dari Gubernur Ismail, ia mendapat bunga deposito Rp 25 ribu sebulan dari sejumlah uang yang ditabungkan. Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) memberinya Rp 10 juta, yang disimpan juga di bank. Dan royalti lagu Bengawan Solo tahun lalu, ia mendapat Rp 450 ribu. Tapi mengapa ada pensiun dari Bank Bali? "Kami tak hendak cari muka. Kami memang memperhatikan musik keroncong Indonesia," ujar Timotius Mangantung, Direktur Bank Bali Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini