Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Desy dan Pram


Cerai

26 Maret 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH menggelar jumpa pers dua pekan lalu tentang rencana gugatan perceraiannya, Desy Ratnasari ibarat "gula" yang dikejar-kejar wartawan. Kamis pekan lalu, misalnya, ketika artis sinetron ini tampil menyanyi di sebuah hotel di Jakarta, para wartawan mengikuti ke mana pun si artis bergerak. Bahkan, ketika menyambangi tamu undangan sambil bernyanyi, ia tetap dikelilingi wartawan. Tapi tak sepatah kata pun yang keluar kecuali, "Hubungi pengacara saya," kata artis kelahiran Sukabumi 26 tahun lalu itu, kerepotan.

Yang juga kerepotan adalah Trenadi Prammudya, sang suami. Selain harus menanggung rasa sedih karena gugatan itu, ia juga merasa stres karena wartawan bertubi-tubi minta waktunya. Padahal, pekerjaan pria 30 tahun ini sebagai sales engineer tidak berkurang karena masalah itu. "Ada wartawan yang memaksa karena masalah deadline-nya, padahal yang punya masalah itu kan saya," ujar Pram, yang Selasa pekan ini menunggu keputusan gugatan itu. Begitupun, Pram masih bersedia membagi unek-uneknya kepada TEMPO.

Bagaimana kondisi Anda saat ini?

Sekarang agak normal. Kemarin, setelah jumpa pers, saya memang sempat tertekan. Tapi, sebelumnya, memang saya sudah tahu karena Desy sudah memberikan draf gugatan ini. Bahkan, awalnya ia minta pers hadir saat itu. Saya minta agar jangan ada pers dulu karena ini urusan kami berdua dulu.

Tapi Anda kan sadar Desy figur publik?

O, ya. Awalnya, semua sudah saya pertimbangkan kecuali kemungkinan untuk bercerai. Siapa sih yang mau ke sana? Kesalahan saya adalah tidak mengenal istri saya. Karakter kami sama-sama keras pula. Sudah begitu, kami jarang bertemu karena jadwal kerja yang berbeda. Saya sampaikan keberatan saya dengan iktikad baik, tapi tidak diterima. Mungkin juga betul bahwa pernikahan dulu terlalu mendadak setelah ada berita affair Desy dengan Abdul Latief. Kami hanya pacaran tiga bulan setelah sepuluh tahun tak bertemu. Dan tidak baik, bukan, terlalu curiga? Tapi bisa juga pernikahan dadakan ini karena saya terlalu jatuh cinta padanya.

Perjanjian pembagian harta itu juga sumber masalah?

Ah, dari mana Anda tahu? Tapi memang saya menandatangani perjanjian itu sekalipun awalnya keberatan.

Bagaimana dengan isu orang ketiga?

Saya tidak mau dekat-dekat fitnah. Dia juga enggak akan sebodoh itu untuk jalan berdua dengan orang lain. Tapi, kalau dia terbukti seperti itu, saya yang lebih dulu menggugat.

Anda masih mengharapkan Desy?

Ya. Tapi, kalau kita tidak mampu, bagaimana? Namun, kemungkinan rujuk selalu ada. Siapa tahu kami jadi punya anak empat atau lima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum