PARA guru teladan dari seantero daerah pertengahan Agustus lalu,
dijamu oleh isteri para menteri Kabinet Pembangunan III, yang
tergabung dalam RIA Pembangunan. Tempatnya: istana Wakil
Presiden, Jalan Merdeka Selatan Jakarta. Diawali dengan acara
buka puasa.
Ny Radius Prawiro, ketua RIA Pembangunan, jadi pembawa acara.
Suasana akrab segera tercipta berkat "kocokan" pembawa acara
ketika memperkenalkan segenap isteri menteri.
Selesai perkenalan para guru dapat giliran mengambil kertas
kecil yang bernomor. Dan berdasar nomor itu mereka memperoleh
bingkisan. "Kalau pak guru yang masih bujangan dapat bahan
keperluan wanita, ya, berikan pada pacar atau adiknya," ujar Ny.
Radius.
Lalu ada guru dari Jawa Tengah, naik mimbar berpidato mewakili
rekan-rekannya. Sedang wakil dari Jawa Timur, dari Sulawesi
Tengah, menyanyi di panggung. Ketika giliran tiba pada
nyonya-nyonya Menteri, segera Ny Radius angkat telunjuk "Ibu-ibu
Ria, gengsi lho," katanya, "jangan menolak." Dan giliran jatuh
pada Ny Emil Salim. Yang ditunjuk pun maju, lalu mengalunlah
lagu Kampuang Nan Jauh Di mato.
Lelaki juga kebagian. Menteri Kehakiman Mujono. Meski berasal
dari Jember, toh Mujono mendendangkan lagu Tapanuli Madekdek ma
gambiri, yang berarti kemiri yang jatuh. Bolehlah. Sampai Ny
Radius nyeletuk: "Pantas Ibu Mujono ayem-ayem saja."
Silih-berganti nyonya menteri dapat bagian, sampai datang suara
dari hadirin: "Giliran Ibu Radius!" Ny Radius cepat menangkis:
"Ndak. Baru dilarang dokter. Bolehnya cuma buat menunjuk." Tapi
Ny Radius toh menyanyi juga. Lagunya: Antara Wanita & Pria.
Begitu sampai kata-kata: "Wanita dijajah pria . . . . .," Ny
Radius bikin sengga'an: "Tidak sudi . . . "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini