LAKON "Tarsan dan gadis 16 tahun" berakhir happy ending. Sang"primadona", yaitu Neneng, gadis 16 tahun itu, ternyata mau mencabut pengaduannya bahwa dia diperkosa Tarsan alias Toto Muryadi, pelawak dari Srimulat, pekan lalu. Tapi tak seluruhnya happy. Tarsan-lah yang oleh Biro Hukum Harbin diharuskan membayar uang administrasi Rp 150.000. Seharusnya 'kan itu kewajiban si Neneng yang lebih dulu bikin gara-gara, "tapi, yah. . . ," kata Tarsan, 39, yang harus dipuji yakni improvisasi Tarsan dalam lakon ini - mungkin berkat pengalaman tiap malam manggung d Srimulat. Begitu kasus ini diramaikan surat-surat kabar, langsung Tarsan menyusun strategi penyelamatan. Ia pulang di Desa Pakishaji, Malang, Jawa Timur, menemui anak, istri, dan mertuanya. "Saya jelaskan semua persoalan sampai istri dan mertua saya maklum," katanya. Maka, rumah tangga sang pelawak tak terusik oleh affaire Neneng. Tapi, bagaimana sebenarnya cerita di balik perkara ini? Sudah sejak November tahun lalu sebenarnya Neneng "main" dengan Tarsan, atas kesepakatan bersama, tak ada paksaan oleh dan kepada salah satu pihak. Tiba-tiba awal Februari lalu, Neneng datang lagi. Bukan untuk meneruskan permainan, tapi minta uang Rp 2,5 juta. Alasan: ia hamil. Merasa ada bau pemerasan Tarsan melapor kepada polisi. Soalnya, Tarsan tahu persis kehamilan itu tentulah palsu, atau bukan karena ulahnya. "Anak saya sudah berumur empat tahun, dan itu anak pertama dan terakhir. Saya berkali-kali diperiksa dokter, saya tak bisa memberi anak lagi," kata Tarsan. Dan pelawak yang sudah haji dan mengaku mau bertobat benar-benar ini memberi pesangon Rp 50.000 kcpada Neneng. Bukan pembayaran atas jasa Neneng, "sekadar ganti biaya mondar-mandir mengurus perkara."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini