Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MELALUI akun Instagram, perancang Didiet Maulana kembali mengunggah foto awak kabin Garuda Indonesia mengenakan seragam rancangannya pada 26 Januari lalu. Ia menampilkan busana bertema Puspa Nusantara itu bertepatan dengan ulang tahun ke-72 maskapai pelat merah tersebut. "Ide awalnya ingin memberikan konsep yang anggun tapi memiliki relevansi dengan citra Garuda Indonesia yang elegan dan juga membumi," ucap Didiet, 40 tahun, Senin, 1 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama kali diperkenalkan ke publik pada 14 Oktober 2019, busana untuk pramugari dan pramugara itu menggunakan bahan kain tenun endek Bali dan kombinasi lurik Klaten. Menurut Didiet, kombinasi bahan tersebut merupakan jenis kain tenun yang awalnya menjadi bahan risetnya ketika membuat label Ikat Indonesia pada 2010. "Ada nilai historis mengapa kedua tenun ini yang diangkat," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari hasil diskusi dengan tim Garuda Indonesia, Didiet memilih ungu sebagai kelir busana Puspa Nusantara. Ia mengatakan tone ungu cerah dimunculkan karena terlihat elegan sekaligus segar. Untuk pengerjaannya, perancang yang telah mempopulerkan tenun ikat ke pasar mancanegara ini merangkul para perajin kain tenun di Klaten, Jawa Tengah; dan Bali.
Didiet mulai tertarik dengan kain tradisional Indonesia sejak berusia tiga tahun. Saat itu ia sering melihat neneknya mengenakan kain dan kebaya. Ketertarikannya semakin terpupuk dan ia memutuskan terjun ke dunia fashion ketika dewasa. Ia banyak bersinggungan dengan para penenun saat mengembangkan label Ikat Indonesia. "Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dari mereka," tutur Didiet.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo