PERKAWINAN Farid Hardja dengan Lela Latifah, Minggu pekan lalu, sangat sederhana. Di rumah Farid yang melewati gang di Sukabumi itu, juga tampak sepi dari musik dan bunyi-bunyian. Buat Lela, 28 tahun, sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Sukabumi, ini merupakan perkawinan kedua. Dan bagi Farid, 43 tahun, ini yang ketiga. Sengaja mencari janda? "Kebetulan Allah memberi saya janda," kata Farid. Lagi pula, Nabi Muhammad pernah memuji sahabatnya yang mengawini janda. "Nah, saya juga mendapat pujian," katanya. Mereka jatuh cinta di Pengadilan Agama Sukabumi pada saat Farid "membuang cintanya" alias mengurus perceraiannya dengan Enay istri kedua Farid yang dinikahinya hanya beberapa hari. Saat itu Lela lagi sibuk membuat skripsi. Kebetulan obyek penelitiannya adalah kasus Farid itu. Setelah urusan skripsi beres, dan urusan menceraikan Enay juga beres, Farid lewat walinya, Abdurrazak, melamar Lela. Janda beranak satu itu perlu salat istikharah. Dalam mimpinya, kata Lela, wajah Farid muncul dua kali. Akhirnya, lamaran diterima. Mengenai anak bawaan Lela, Farid mengaku tak merisaukannya. "Jangankan seorang anak, puluhan anak pun akan saya terima," kata Farid, yang berharap umur perkawinannya tak secepat kilat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini