Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di atas panggung, Bimbim, 48 tahun, adalah raja. Penggebuk drum kelompok musik Slank ini adalah komandan band-nya. Ia juga yang disegani oleh Slankers—para penggemar Slank. Keributan di tengah-tengah penonton konser akan berhenti jika Bimbim naik ke atas kursi dan marah-marah seperti layaknya abang memarahi adiknya. Namun, di depan sejumlah perempuan, Bimbim bisa seperti kucing penurut. "Setidaknya ada tiga perempuan yang omongannya gue turutin dan mengubah hidup gue," katanya dalam konser di Jakarta bulan lalu. "Tiga perempuan yang membuat gue berhenti dari tiga hal."
Perempuan pertama jelas Iffet Veceha SiÂdharta, 67 tahun, atau yang dikenal sebagai Bunda Iffet. Berkat ibunya ini, Bimbim bisa berhenti dari mengkonsumsi narkotik dan obat-obatan terlarang. Yang kedua adalah istrinya, Reny Setyawati, 32 tahun, yang membuatnya berhenti merokok. Yang ketiga adalah Mezzaluna D'azzurri, 13 tahun, putri pertamanya. "Gara-gara Una, gue berhenti minum alkohol," ujar Bimbim.
Cara Una menegur Bimbim khas anak-anak. Suatu hari, saat melihat Bimbim minum bir, Una bercerita, "Kata Pak Ustad, bir itu haram." Bimbim, yang saat itu masih belum ingin berhenti, mempertahankan diri. "Kalau enggak sampai mabuk, enggak haram," ujarnya. Una tidak membantah, tapi Bimbim yang justru kepikiran. "Sejak saat itu, gue bertekad untuk berhenti. Dan, alhamdulillah, sekarang sudah berhenti minum alkohol," kata pemilik nama lengkap Bimo Setiawan Almachzumi ini. Sejurus kemudian, lagu Indonesiakan Una dinyanyikan Slank.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo