Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIREKTUR Utama Balai Pustaka Achmad Fachrodji sangat menggemari pantun. Sarjana kehutanan ini dikenal pandai membuat pantun. Ia pun kerap didaulat untuk berpantun di berbagai acara, terutama di lingkungan badan usaha milik negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertama kali saya mendapat amanah menjadi direktur utama, saya memikirkan cara apa yang bisa dipakai untuk menjadi media komunikasi internal di Balai Pustaka. Nah, yang terpikir pantun,” kata Achmad kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang lahir pada 16 Oktober 1960 ini menggemari pantun sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. “Lalu sewaktu kuliah saya mulai membuat pantun untuk para mahasiswi,” tuturnya berseloroh.
Menurut Achmad, kepercayaan dirinya menggeluti pantun kian meningkat setelah bertemu dengan sastrawan Taufiq Ismail. Saat itu Taufiq mendorong ia terus berpantun.
Kepiawaian Achmad membuat pantun pun makin terasah. Pantun-pantun karyanya kemudian mulai banyak dipesan sejumlah instansi di bawah BUMN.
Achmad mengungkapkan, salah satu pantunnya yang dipesan sebuah instansi BUMN pernah dihargai Rp 1 miliar. “Bukan berbentuk fresh money, tapi produk Balai Pustaka yang dipesan untuk dibagi-bagikan lagi,” ujar mantan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Perhutani ini.
Sejak saat itulah hampir semua lembaga di lingkungan BUMN memesan pantun kepadanya. Biasanya pantun itu digunakan saat instansi mereka berulang tahun. “Ada rasa bahagia kalau orang lain mendengar kita berpantun,” ucap pria yang mendapat julukan “Bapak Pantun BUMN” ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo