Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AMANDA Soekasah kerap terjebak dalam momen canggung. Tanpa janjian, dia dan kembarannya, Janna Soekasah, nongol dalam rapat dengan busana sama. “Kan malu, seragaman,” ujar aktris dan pengusaha itu kepada Tempo di Jakarta, Senin, 15 Juli lalu.
Ini merupakan komplikasi lama yang tak kunjung sembuh. Sejak puber, mereka kerap menolak saat ibu mereka, desainer Ghea Panggabean, menyuruh mengenakan baju serupa. Namun, apa daya, selera mereka kembar identik.
Seragaman tanpa janjian itu selalu berulang sejak 1999, saat keduanya terpisah. Amanda belajar bisnis internasional di The Hague University dan Janna kuliah manajemen busana di Amsterdam Fashion Institute, Belanda. Terakhir, saat rapat di Kemang, Jakarta Selatan, Mei lalu, Amanda mengenakan atasan model bohemian dengan hiasan bunga, persis yang dikenakan kembarannya. Bawahannya pun senada, celana jins dan selop bergaya etnik. “Ini bukan lagi karena selera yang sama, tapi lebih karena intuisi,” kata Amanda, 40 tahun.
Meski keki, Amanda tak bisa lepas dari saudara serahimnya itu. Dia kerap menyeret Janna dalam urusan pribadinya. Misalnya menemaninya saat casting film The Exocet karya Robby Ertanto, Januari lalu—kali ini tidak seragaman. “Hati lebih yakin kalau ada dia,” ujar Amanda. Terbukti ia mendapatkan peran Mama Ana, ibunda Ellyas Pical, dalam biopic petinju legendaris tersebut.
Joko Anwar
Tidur dengan Puisi
Joko Anwar/TEMPO/ Gunawan Wicaksono
JOKO Anwar, 43 tahun, tak pernah bisa tidur nyenyak tanpa mendengarkan suara orang yang sedang berbicara. Menjelang tidur, biasanya ia akan menyetel rekaman suara orang yang membaca puisi atau siaran berita di televisi. “Kalau enggak, enggak bisa nyenyak, kebangun melulu,” kata Joko di kantor Tempo, Jakarta, Jumat, 19 Juli lalu.
Pria kelahiran Medan itu sampai memiliki playlist di aplikasi pemutar musik Spotify berisi rekaman suara orang yang sedang membaca puisi. “Puisi-puisi Beat Generation, seperti Allen Ginsberg (penyair Amerika Serikat),” ujar sutradara Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot itu.
Joko tak tahu persis kapan ia mulai memiliki kebiasaan tersebut. Dia pun tak tahu alasan yang membuatnya harus tidur dengan cara seperti itu. Joko hanya ingat, sejak bocah, ia sangat suka tidur pada sore hari ketika ibunya sedang mengobrol dengan tetangganya. “Enak banget tuh buat tidur,” katanya.
Ia dapat mencuri waktu untuk tidur di tengah kesibukannya, termasuk ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya. Joko bisa tertidur saat teman-temannya riuh mengobrol di sebelahnya. “Bagusnya lagi, kalau mereka nanya, aku tetap bisa jawab. Ha-ha-ha...,” tuturnya.
Mathias Muchus
Mengisengi Pedagang
Mathias Muchus/ TEMPO/ M Taufan Rengganis
MATHIAS Muchus menggemari jajanan tradisional. Jika sedang menjalani syuting di luar kota, aktor 62 tahun itu biasa berburu penganan setempat di pasar, seperti kue lapis, klepon, dan tiwul. “Biasanya jajanan itu punya nama khas daerah yang berbeda-beda,” katanya.
Tapi, kalau sedang di rumah, Muchus punya penjual langganan. Tiap pagi ada pedagang gendong keliling yang menjajakan makanan kecil tersebut lewat di depan rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Muchus bisa menyantapnya langsung atau membawanya sebagai bekal ke tempat kerja. Seperti saat bertandang ke kantor Tempo pada Selasa siang, 16 Juli lalu, ia membawa kotak makanan berisi cenil, sawut, getuk, dan ketan hitam. “Ini beli tadi pagi,” ucapnya.
Muchus kadang iseng kepada penjual langganannya tersebut. Ia tak langsung ke luar rumah meski pedagang itu sudah berteriak kencang. Karena tahu Muchus selalu membeli dagangannya, si penjual sampai bolak-balik lewat di depan rumahnya. “Saya intip dari balik gorden, dia balik lagi, ha-ha-ha…,” ujarnya. Setelah penjual itu tiga kali bolak-balik, barulah Muchus ke luar rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo