Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Teknik PSSI- Iswadi Idris, 59 tahun-, tengah gundah. Ia tak kuasa mena-han sedih dan kecewa setelah stadion ke-bang-gaan Persija di Menteng diruntuhkan pemerin-tah DKI dua pekan lalu. ”Saya- di-be-sarkan di stadion itu,” kata bekas pemain Persi-ja itu.
Kenangannya selama 15 ta-hun sejak 1965 bermain dan melatih di stadion itu teramat banyak. Iswadi juga meng-aku punya hobi nongkrong menikmati sop kaki kambing di warung dekat stadion seusai- bermain. ”Saya suka ngobrol dengan penonton bioskop di dekat stadion,” kata mantan kapten kesebelasan nasional itu.
Penggusuran fa-si-litas olah-ra-ga ini a-da-lah peristiwa- pa-hit- kedua ba-gi- Is-wa-di-. Ia pernah ge-ram ke-ti-ka perkampungan atlet dan pusat- pe-lati-han pema-in PSSI di kawa-san Se-na-yan diroboh-kan pada 1980-an untuk pem-ba-ngunan Pla-za Senayan. Sa-king kesalnya, dia bi-lang, ”Saya tak ma-u masuk ke sana.” Hing-ga- kini ia tak ma-u datang kalau ada hajatan- yang diselenggara-kan di pusat perbelanjaan mewah itu.
Apakah hal yang sama akan ia terapkan untuk stadi-on Persija? ”Tergantung mau dijadikan apa,” ucapnya. Kalau Pemda DKI menaati janji akan membangun pusat olahraga, Iswadi masih sudi- mampir. Kalau pusat bisnis, no way.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo