Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Juara ke dua

Nanang qosim, 27, sebelumnya dikenal sebagai penyanyi dangdut. setelah menjadi juara i mtq di semarang banyak menerima hadiah dari para pejabat. pada mtq di kuala lumpur qosim menjadi juara ke dua. (pt)

15 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"SAYA salah baca. Mustinya a, saya baca i", tutur Nanang Qosim, juara I MTQ Nasional yang lalu, yang harus puas menjadi juara II MTQ di Kuala Lumpur tempo hari. Usianya 27 tahun, tapi wajahnya lebih muda. Karena itu, sebagaimana selalu diceritakan kepada Nurhayati istrinya, 23 tahun, dia banyak dikejar cewe. "Saya cuma dianggap adiknya," komentar si isteri. Mengikuti MTQ sejak umur 19 tahun, Nanang punya resep untuk kebagusan suaranya. Tidak makan peds. Tidak makan yang berlemak. Tidak makan goreng-gorengan--terutama menjelang perlombaan. Dan tidak merokok, tentu. Tapi di Kuala Lumpur kemarin, setelah beberapa lama menahan selera, "begitu selesai acara semua makanan kita sikat," katanya. Anak nomor 14 dari 15 bcrsaudara asal Tasikmalaya ini, yang tinggal di Bandung tapi ber-KTP DKI, sebelum mengikuti MTQ Nasional di Semarang ternyata harus masuk TC dulu di Senayan 20 hari. Seperti olahragawan saja. Tiap pagi, sehabis sembahyang subuh harus lari-lari sampai jam 7. Lalu minum susu dan telor setengah matang. Dan hasilnya? "Memang. Kalau tadinya saya hanya bisa tahan nafas selama 25 detik, setelah TC saya sanggup bertahan 1 menit 4 detik !" Sejak 1970 dia juga dikenal sebagai penyanyi dangdut dengan 15 album rekaman. Belakangan suara ngajinya pun dikasetkan dan tak terhitung lagi jumlahnya. Di Bandung Nanang mengelola pahrik penyamakan kulit miliknya sendiri. Apa dunia dangdut sudah ditinggalkannya "Sebetulnya saya merasa senang menyanyi. Tapi orang tua dan isteri saya kurang setuju," katanya. Apalagi sekarang, "mosok begitu Juara MTQ lantas nyanyi dangdut?" Untuk kemenangannya itu sendiri, Nanang dapat hadiah ONH untuk isteri dan sepeda motor dari Gubernur DKI. Dari Amir Machmud Tabanas 250 ribu rupiah, dari Adam Malik jam tangan Mido, dari Dirjen Bimas Islam & Urusan Haji Burhani tiket naik haji, dan dari Pak Harto televisi berwarna 20 Inc. Alhamdulillah. Tapi memang ada kabar. Begitu dia menang sebagai juara 1, seorang pengusaha rekaman bicara kepadanya: "Nang. Ente nyanyi dangdut lagi, kita kasih lima juta. Satu juta boleh ambil sekarang juga" Nanang menggeleng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus