Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah ia menggelar pergelaran internasional perdananya di Shanghai, Cina, Juni tahun lalu, pada akhir Desember gaun rancangannya dikenakan Khloé Kardashian.
Bulan itu, Monica mendapat order dari agen yang menaunginya, The Clique, di Hong Kong. Pemesannya adalah Khloé Kardashian. Bintang reality show televisi, pembawa acara, dan pengusaha asal Amerika Serikat itu menginginkan gaun putih, yang akan dia kenakan bersama putrinya yang berusia sembilan bulan, True, saat Natal. “Saya buatkan konsep peri musim dingin dengan aksen Christmas,” kata perempuan 26 tahun asal Jakarta itu kepada Tempo, Rabu pekan lalu.
Dok. Pribadi
Perancang lulusan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo, Cikini, Jakarta Pusat, tersebut tidak bertemu dengan Khloé Kardashian. “Dia memberikan ukuran tubuh dan anaknya, lalu bajunya dikapalkan,” ujarnya.
Khloé Kardashian dengan semringah memamerkan gaun tersebut kepada 84,6 juta pengikutnya di Instagram dua hari setelah Natal. Ia tidak lupa me-mention sang desainer. Dalam sekejap, akun Monica banjir sanjungan. Pengikutnya bertambah belasan ribu menjadi 110 ribu akun. “Puji Tuhan, banyak yang menggemari karya tersebut,” tuturnya.
TEMPO/Rini Kustiani
‘Korban’ Obsesi Orang Tua
NABILAH Ayu turut mewujudkan obsesi ibunya, Ratna Kusuma Rita, 47 tahun, yang saat muda berkeinginan menjadi artis. Impian sang ibu tidak kesampaian lantaran sudah menikah dan repot mengurus anak. Ratna pun menitipkan cita-citanya tersebut kepada putrinya.
Sejak berumur sembilan bulan, nona bernama lengkap Nabilah Ratna Ayu Azalia itu diikutsertakan dalam lomba bayi sehat. Menang. Ratna lalu mengikutkan Nabilah ke kontes model anak-anak saat usianya dua tahun. “Aku menang lagi dan pialanya lebih tinggi dari aku,” kata Nabilah, 19 tahun, kepada Tempo, pertengahan Desember lalu. Tapi, ketika beranjak dewasa, tinggi badan Nabilah “cuma” 153 sentimeter. Karena itu, impiannya menjadi model pun pupus.
Ratna, yang sejak muda aktif di sanggar Kawula Muda--sanggar tempat berlatih teater, menyanyi, dan akting--menggembleng putri semata wayangnya itu dengan berbagai pengetahuan tentang seni. Sejak taman kanak-kanak, Nabilah ikut les vokal, melukis, sampai akting. Pemeran Nadia dalam film Mata Batin 2 itu tak menolak karena ia memang menyukai dunia hiburan.
Nabilah bahkan pernah diajak casting sejak pagi sampai pagi lagi. Sekadar menjadi figuran di sinetron ataupun iklan pun dilakoni. Nabilah Ayu kian popular sejak bergabung dengan kelompok idola JKT 48 pada usia 11 tahun. Ia masuk angkatan pertama dan anggota termuda saat itu. “Saya ingin jadi artis, makanya punya anak dijadikan artis,” ucap Ratna.
Seandainya Saya Ketua Umum PSSI
PERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia kembali menjadi sorotan setelah polisi menangkap sejumlah tersangka kasus pengaturan skor. Publik menantikan gebrakan Ketua Umum PSSI yang juga Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Apa yang para pesohor lakukan jika menjadi Ketua Umum PSSI?
TEMPO/Ijar Karim
”Naikin gaji wasit supaya mereka enggak bisa disuap.”
Hiroaki Kato, penyanyi dan komposer, penggemar Kawasaki Frontale dan Persija Jakarta
TEMPO/Fakhri Hermansyah
”Undang Mohamed Salah untuk ajarin pemain kita ngegocek mafia bola, supaya Indonesia bisa jadi destinasi sport tourism dunia.”
Valerina Daniel, tenaga ahli Menteri Pariwisata, penggemar Liverpool
TEMPO/Ratih Purnama
“Pecat semua pesepak bola yang gak mau ucapin sumpah setia. Biar gak pada doyan ngerebutin bola, tapi habis dapetin malah ditendang.”
Ananda Sukarlan, pianis dan komposer, bukan penggemar sepak bola
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo