BARANGKALI mereka, berniat mencuri meriam, bom, senapan, dan alat perang lainnya. Maka, disergaplah tiga penjaga malam PT Cakra Sudarma di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis menjelang subuh pekan lalu. Diduga lima orang segera menerobos masuk kantor. Dan memang banyak ditemui persenjataan, bahkan juga peluru kendali gambar-gambar dan foto-fotonya saja, tapi. Dan, naskah tentang persenjataan, sebab di situ pula berkantor majalah TSM -- Teknologi dan Strategi Militer. Maka, pagi itu Jenderal Purnawirawan Soemitro kaget. Komisaris PT Cakra Sudarma itu menerima telepon di rumahnya bahwa sepuluh komputer, mesin ketik IBM, pesawat teleks dan telekopi, sebuah mobil, dan sejumlah uang perusahaan hilang. Rupanya, setelah tak menemukan meriam, lima maling itu menggasak apa saja. Soemitro, bekas Pangkopkamtib ini, tak mengira kantornya bakal kebobolan. "Ini kejadian pertama kali sejak didirikan tahun 1975," tuturnya. Penghitungan sementara, kerugian ditaksir Rp 50 juta. Tak bakal ada yang mengganti, karena semua itu belum diasuransikan, kata jenderal yang kini 60 tahun itu, yang masih tetap suka lari pagi dan main golf, tapi tak lagi hobi menembak. Ditemui di lapangan golf Pondok Indah, Jumat sore pekan lalu, Soemitro tak punya dugaan siapa maling bernyali itu. Pensiunan jenderal yang kini aktif sebagai pengusaha dan pengamat politik itu pun belum tahu apakah kini diperlukan alat pengaman bagi kantor-kantornya. Misalnya saja pasang meriam antiserangan rampok dan maling. Ia dengan kalem cuma berkomentar, "Ini risiko."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini