SEJAK dipecundangi Thomas Americo di Bandung, 1978, karir
Wongsosuseno nyaris tamat. Bahkan pelatih dan bosnya di Sasana
Sawunggaling, Setyadi Laksono, kontan menyarankan agar ayah dua
anak yang kala itu berusia 33 tahun, pensiun saja. Tentu saja
Wongso mendongkol.
Maka ia pun mengempos semangat -- untuk membuktikan "anggappan
itu salah ," ujarnya. "Jago-jago silat umumnya 'kan mereka yang
sudah tua. Kenapa itu tak berlaku di dunia tinju" Dan 29
November lalu ia membuktikannya. Di Surabaya, petinju dari
Malang itu menundukkan Emil Mailisa. Itu adalah kemenangannya
yang ketiga setelah pensiun dua tahun dari berlatih keras.
Sebelumnya ia menang atas Tamin Tong, juara welter Muangthai dan
Valens Huruloan.
Sehingga Setyadi pun makin percaya. Februari nanti, katanya,
"Wongso akan saya pertarungkan dengan petinju Muangthai Tongta
atau Seansak Muangsurin." Tongta menduduki ranking ke-2 kelas
welter ringan versi WBA yang 1977 pernah mengalahkan Wongso.
Sementara itu, usaha kecil sang petinju dalam pembuatan sepatu,
di rumahnya di Malang, "kalau untuk makan sih masih bisa,"
katanya. Dalam sebulan sepatu merk 'Lemans' itu terjual 200
pasang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini