Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kenangan di kala populer

Baby huwae meninggal dunia 5 juni 1989. baby menjadi buah bibir di tahun 1950-an. pernah dekat dengan bung karno. dikenal sebagai peragawati dan di tahun 1980-an orang pun mengenalnya sebagai peramal.

17 Juni 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NAMA Baby Huwae menjadi buah bibir di tahun 1950-an. Sebagai bintang film ia main dalam karya terkenal Usmar Ismail, Asmara Dara. Sebagai peragawati ia naik catwalk dengan span ketat, dan di lain waktu dengan rok lebar yang kaku oleh kanji. "Ketika ia mulai main film itu, kariernya di dunia keperagawatian menanjak," ujar Rima Melati, sahabat Baby sejak di SMP Santa Theresia. Baby anak indo -- ayah Amhon dari ibu Jerman. Nama aslinya, ketika ia dilahirkan 22 November 193,9 panjang: Baby Contance Irene Theresia. Baby remaja bertubuh padat rambut panjang tebal, alis rimbun, dan pipi bayi. "Banyak orang mengenal Baby karena ciri khas rambutnya yang dibuntut kuda dan disampir ke hahu," kata Rima, yang bersama Baby, Giaby Mambo, dan Indriati Iskak,memhentuk The Bahy Dolls. Suatu kali,Bung Karno pun tertarik pada Baby "Beliau lihat film Asamara Dara, lalu bilang wah ini tempat untuk jadi pramugari," ujar Baby, sekitar tiga tahun lalu. Tapi keinginan BK "membawa terbang" Baby tak kesampaian. Tapi tidak berarti hubungan baby dan BK Terputus. Artis ini diberi nama baru: Lokita Purnamasari. Waktu itu suami Baby, Endang Kurnadi -- mereka menikah tahun 1960 -- sering juga diajak Baby ke Istana untuk sarapan pagi dengan BK. Rumah tangga Baby guncang setelah 16 tahun perkawinan dan menghasilkan 7 anak. Baby dan Endang akhirnya bercerai. "Mau ke manakah hidup saya kelak," itu pertanyaan yang selalu megusik Baby, seperti yang dikatakan J. Koot, astrolog keturunan Belanda, kepada TEMPO. "Baby ternyata memiliki bakat panoramal." Dan akhirnya, di tahun 1980-an, orang pun mengenal Baby sebagai peramal nasib:lewat kartu, ampas kopi, dan suaranya. Pengakuan Baby, ia mempelajari ilmu itu dari beberapa sekolah di Eropa. Tapi nasib kesehatannya sendiri buruk. Awal Nopember 1986 ia terpaksa dirawat di rumah sakit, karena sakit jantung, darah tinggi, liver, dan ginjalnya -- yang tinggal satu -- kumat. Ia harus cuci darah 2 kali seminggu. Ia hinggap di berbagai rumah sakit di Jakarta dan Semarang. Teman akrabnya datang membantu. Rima Melati pernah membuat amal dana untuk Baby. Namaun, hidup Baby, seperti yang Anda sudah tahu, berakhie Senin lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus