Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAMPAI delapan tahun silam, Mark Thatcher cuma anak nakal yang sering bikin susah orangtua. Hobinya balapan, tapi sering kalah. Ketika ikut reli Paris-Dakar 1984, sempat selama sepekan ia dinyatakan hilang karena mobilnya nyasar. Margaret Thatcher, sang ibu yang waktu itu masih perdana menteri Inggris, sampai menangis dibuatnya. Tapi kini Mark Thatcher adalah pengusaha muda, usia 39 tahun, yang mahakaya. Jika bepergian, ia memilih tiket pesawat kelas satu, sementara tukang pukulnya di kelas ekonomi. Apa kiat Mark merebut sukses? Itu masih teka-teki. Mark sangat tertutup bila ditanyai soal usahanya. Karyawannya juga pada bungkam. Perusahaan Thatcher, The Grantham Company, berkantor di gedung pencakar langit di pinggiran Dallas, AS. Anehnya, perusahaan itu tak tercantum dalam buku data bisnis kota itu. Kabarnya, cerita sukses itu tak lepas dari peran Maggie alias Margaret Thatcher. Satu contoh, saat Maggie berkunjung ke Oman beberapa tahun silam, tak lupa ia menyisipkan pesan bisnis agar Cementation memenangkan tender pembangunan universitas di negara tersebut. Tiada yang tahu bahwa Mark Thatcher menjadi konsultan perusahaan Inggris itu. "Saya tak mengatakan bahwa nama tenar ibu saya membebani saya," ujar Mark Thatcher, enteng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo