Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua mahasiswi ini memang punya banyak kesamaan. Mereka sama-sama tomboy dan lebih senang main sepak bola dengan kakak-kakak lelakinya. Karena itu, sejak kelas tiga SD, ayah Fitria mendaftarkan dia dan adiknya untuk latihan karate. "Saya, sih, senang saja karena bisa buat gaya-gaya," ujar Fitria. Selesai? Belum. Rumah jadi penuh teriakan karate. Terpaksa, sebuah tempat latihan dibangun di samping rumah. Inilah yang membuat mereka makin kompak. Cuma, ada satu ketidakkompakan: Fitria punya pacar sesama karateka, Merani memilih orang biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo