Lebaran Paling Berkesan

Bagi Mohamed Sissoko, 32 tahun, klub sepak bola Indonesia punya kelebihan dibanding Valencia, Liverpool, Juventus, dan Paris Saint-Germain, yaitu keleluasaan berpuasa dan berlebaran. "Bagi saya, ini salah satu Ramadan dan Idul Fitri terbaik seumur hidup," ujarnya kepada Tempo di Samarinda, pekan lalu.

Gelandang Mali kelahiran Prancis itu memperkuat deretan tim elite Eropa tersebut sejak 2003 hingga 2013, sebelum berlabuh di Stadion Aji Imbut, markas Mitra Kukar, di Tenggarong, Kalimantan Timur, April lalu. Sejak menjadi pemain sepak bola profesional, ini pertama kalinya dia bisa berpuasa sebulan penuh. Selama Ramadan, semua pertandingan berlangsung bakda magrib. Jadwal latihan juga dikurangi. Sissoko memanfaatkan waktunya dengan salat berjemaah, termasuk subuh, di Masjid Agung Sultan Sulaiman atau Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Tenggarong.

Sebelumnya, Momo--panggilannya--selalu saum secara kucing-kucingan. Contohnya, saat membela Liverpool pada 2005-2008. Klub Liga Primer Inggris itu tak mengizinkan dia berpuasa karena khawatir kurang asupan gizi. "Jadi, kalaupun berpuasa, orang lain tidak ada yang tahu," ujar Sissoko dalam bahasa Spanyol, yang diterjemahkan agennya.

Untuk pertama kalinya juga dia mendapat libur Lebaran saat Liga 1 Indonesia mengambil jeda sepekan. Dia merayakan Idul Fitri di Paris bersama istri dan lima anaknya yang tinggal di sana. "Istri bilang, saya terlihat jauh lebih bahagia," ujarnya, tersenyum. Seusai salat Id, dia mengunjungi keluarga dan teman-temannya sembari membawa hidangan, sesuai dengan tradisi Mali. "Kata teman-teman Mitra Kukar, suasana itu mirip Lebaran di Indonesia."