BEBERAPA detik suasana tegang. Tapi komandan upacara, Bupati
Pati, Rustam Santiko, tetap tegap meskipun sedang
tersendat--sebab lupa menyebutkan nama penghargaan yang akan
diberikan Presiden Suharto. Itu terjadi Kamis siang 3 Agustus
di Lapangan Pancasila Semarang.
Nama penghargaan yang kali ini digondol propinsi Jawa Tengah
memang sebenarnya sulit diucapkan, apalagi dihafal: Piagam
Parasarnya Purnakarya Nugraha dan Prayojana Kriya Pata
Purnakarya Nugraha. Bisa dimaklumi meskipun "saya sudah hafalkan
kata-kata itu sejak ditunjuk jadi komandan upacara," Rustam
Santiko tetap lupa.
Para wartawan yang mengikuti upacara pun tak ada yang sanggup
menjadi "pembisik"--sama-sama tak hafal Untunglah ada satu orang
yang tahu dan menyerukannya, sehingga Rustam bisa menyelesaikan
tugas.
Gubernur Ja-Teng Soepardjo Rustam juga tersendat-sendat
mengucapkan itu. Menadari kesulitan itu, Gubernur Ja-Tim
Sunandar Priyosudarmo ketika mendapat giliran untuk lapor cukup
berkata: "Lapor. Siap menerima penghargaan," tanpa menyebut
namanya.
Dalam suasana santai di Wisma Pancasila, sambil makan siang
bersama Presiden dan para Menteri, seorang bupati berkelakar
agar nama penghargaan itu disingkat saja. "Untunglah penghargaan
itu hanya beredar lima tahun sekali," katanya. Pada piagam
Parasamya Purnakarya Nugraha itu, tertulis juga kalimat lain
yang sama sukar dihafal: Samya Krida Tata Tenteram Karta Raharja
dan Jer Basuki Jawa Beya. Sementara itu, di sudut-sudut kota
Semarang banyak terpampang spanduk bertuliskan Parasamya
Purnakarya Nugraha Prasetya Ulahsakti Bhakti Praja. Membaca itu,
seorang wartawan dari Manado terbengong-bengong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini