Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekali waktu setelah tsunami, Artika, 25 tahun, menengok barak pengungsi bersama rombongan Yayasan Putri Indonesia di Lapangan Hirak, Banda Aceh. Ketika itu mahasiswi notariat Universitas Gadjah Mada itu hanya berbusana kaus, jins, dan sepatu kets. Duduk di bak terbuka mobil yang membawa serta para relawan dan barang sumbangan, Artika lupa menyampirkan selempang Putri Indonesia—atribut yang semestinya dia kenakan dalam acara-acara sosial.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo