TELAH bertunangan pekan lalu. Raja musik dangdut Rhoma Irama dengan artis Ida Iasha. Tukar cincin dilangsungkan di Desa Jogrek, Parung, Bogor. "Meski kelihatan badung, matanya menunjukkan kelembutan dan haus akan kasih sayang," kata Rhoma tentang Ida. Sedangkan kata Ida tentang Rhoma, "dia kebapakan, sering memberikan petuah dan nasihat." Banyak artis yang hadir, antara lain Jaja Miharja, pedangdut yang sekaligus memotret peristiwa ini. Lalu masyarakat setempat. Lalu sejumlah orang yang mengatur ini itu, ada di belakang kamera, ada membawa payung, ada mengatur lampu. Lalu seorang sutradara. Lalu, ini memang adegan film. Film itu berjudul Bunga Desa. Ida Iasha, 25 tahun, ibu seorang anak, menjadi bunganya. "Ini pertama kalinya saya main dengan Rhoma," kata Ida. Bukan cuma itu. Pertama kali pula buat Ida untuk menyanyi dalam film, sebagai penyanyi klub malam. Padahal, kalau diminta, Ida tak keberatan disuruh menyanyikan lagu dangdut. "Dibandingkan lagu cengeng, saya lebih senang irama Melayu. Musiknya 'kan ramai dan segar," katanya. Ikut main bersama Rhoma, bagi Ida juga "sambil menyelam minum air". Menyelam di dunia film dan air yang diminum itu, "Saya bisa belajar agama Islam dari Rhoma," ujarnya. Artis Indo yang punya darah Belanda ini baru empat tahun memeluk Islam. Lalu yang dikagumi Ida lagi, "Mereka selalu menyediakan waktu untuk salat lima waktu." Jadi, dalam film ini tak ditemui adegan syuur. "Gandengan tangan saja tidak ada. Paling-paling hanya saat tukar cincin," kata Ida.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini